Rahyang Whisanggeni

Pujangga
Chapter #27

Kehancuran Perguruan Sagawani

Malam di kerajaan Numarata kian larut.

Senopati Wanokwaru masih menjelaskan berbagai hal kepada raja. Mulai dari rencana pemberontakan Numarogo dan Ki Ageng Sentanu yang dibantu oleh penasehat Kulo Rungu sampai mengenai penyebab perselisihan antara Numarata dan Blangbangan yang membuat raja tertunduk lemas tidak berdaya.

Bagaimana pun ia tidak mengira bahwa anak sulung, paman, dan penasehatnya akan berbuat setega itu.

Namun kenyataan tetaplah pil pahit yang harus ditelan. Semua tidak bisa di ubah. Raja Numana kini mengerti mengapa belakangan dia selalu diselimuti petaka.

“Apa hanya ini yang membuat dirimu berani menerobos kemari, Senopati?” raja Numana masih merasakan kejanggalan karena Senopati Wanokwaru tahu letak kediaman dan kamarnya.

“Tidak,” jawab Senopati Wanokwaru berterus terang.

“Apalagi?” Raja Numana menarik napas berat berusaha akan menerima semua yang terjadi dengan lapang dada.

“Kerajaan Numarata sedang terancam. Seluruh penduduk kota saat ini berada dalam bahaya,” ungkap Senopati Wanokwaru.

“Ba-bagaimana bisa? Pasukan kerajaan selalu berpatroli dan mengawasi kota setiap saat.” Raja Numana tetap saja kaget.

“Dua tahun baginda sakit, dan selama itu pula pihak kerajaan mengabaikan kota. Penduduk kerap diteror oleh kawanan perampok yang mengatasnamakan diri mereka perampok Janggut merah,” jawab Senopati Wanokwaru.

“Janggut Merah? Baron Waja?” gumam Raja Numana.

“Baron Waja?” Senopati Wanokwaru menyipitkan mata karena raja ternyata mengenal kawanan perampok tersebut.

“Ya, dulu dia adalah anak dari guruku Ki Sugih Permadi. Pemimpin perguruan Sagawani di Pancala,” ungkap Raja Numana.

“Perguruan Sagawani? Bukankah perguruan itu telah hancur 23 tahun lalu, baginda?” kali Ini Senopati Wanokwaru yang terkejut.

“Aku mendengar perguruan Sagawani dibumihanguskan oleh kelompok Bulan Putih. Mereka kalah akibat adanya murid yang berkhianat, yang memberikan peta formasi perlindungan kepada musuh,” sambung Senopati Wanokwaru.

“Dirimu benar senopati. Perguruan Sagawani hancur setelah kunci sihir tirai perlindungan perguruan tersebut jatuh ke tangan lawan. Dan yang tertuduh memberikan kunci sihir itu adalah aku,” ungkap Raja Numana.

“Aku tidak mengerti baginda?” Senopati Wanokwaru masih belum bisa mencerna tragedi yang sesungguhnya.

“Dulu. Terdapat 3 murid berbakat di perguruan Sagawani. Murid kebanggaan yang selalu dielu-elukan akan menjadi pendekar tanpa tanding di dunia persilatan. Pertama Wiwoso kakak seperguruanku, aku, dan Baron Waja, putra tunggal dari tetua Wajarana. Pemimpin tertinggi perguruan Sagawani,” raja Numana mengisahkan.

“Kami selalu berlatih bersama, berkelana bersama, sampai hampir menyukai gadis yang sama bernama Inggi. Namun Inggi tewas dibunuh dan diculik oleh kawanan Bandit Gunung. Kami bertiga bertarung mati-matian untuk menyelamatkannya. Tapi sayang, kami tidak mampu,” ungkap raja Numana.

Lihat selengkapnya