Raindu

M. Yusuf Kamal
Chapter #10

#10

°°°°

July berlari-lari menuju kelas. July kalo marah orang nyapa pun ikut kena, buktinya ketika teman sekelasnya nyapa malah dia abaikan. Sewaktu malam di Warung Emak terus terang saja July belak-belakan kenapa dirinya nggak suka melihat Malun yang dahulu. Akan tetapi diri Malun dahulu kini kembali lagi sekalipun July tak mengetahui kebenarannya dan mendengar penjelasannya pun tampak enggan, kecewa banget rasanya pada saat itu. Setengah tahun mereka lulus dari bangku putih biru berlanjut ke putih abu. Benar-benar kehilangan ide buat nyari solusi bagaimana cara menyelesaikan masalah ini? Sebentar lagi mereka berpisah dan mereka bertiga belum cerita akan melanjutkan sekolah di SMA mana.

Bel pulang bunyi. Malun masih terdampar di kasur sambil tiduran, matanya menatap lampu temaram itu. Dirinya menghela napas panjang, mengembuskannya perlahan sambil menahan sakit di ujung sudut bibirnya terdapat luka yang membuatnya sedikit saja terkena air, pasti perih banget. Pintu UKS diketuk, seseorang masuk. Dia menunggu orang yang mengetuk pintu itu siapa? Tak lama, suara langkah kaki terdengar pelan, memasang mata waspada. Dan ....

“Gue kira siapa, ngagetin aja, Lo, ah!” ucap Malun datar, tubuhnya beranjak berdiri dari kasur. Pegal juga, ya, rebahan melulu di kasur.

“Kayak orang jantungan aja, kagetan,” sindir Sony. Dia menaruh tas Malun disampingnya, Sony duduk memandangi Malun.

“Gue kira lo benar-benar udah berubah,” katanya, “nggak ingat wali kelas bilang 'sekali lagi ngelakuin hal sama bakal dikeluarin'. Sony menirukan kembali bagaimana sewaktu Malun diancam jikalau dirinya tidak berubah dan mengulangi masalah.

“Liat aja nanti siapa yang paling benar dan yang bersalah, tunggu aja, Dan Son. Lo bakal tau semuanya, kenapa gue ngelakuin semua itu.” sedangkan Sony mengaruk-garuk kepala belum mengerti yang Malun ucapkan, mesti begitu. Sony pamit pergi, kesini hanya ngasih tasnya Malun dan membawakan minuman sama roti. Sony mengasihi tahu awal istirahat sampai pulang jam pelajaran kosong. Gurunya rapat semua.

“Gue disini ngapain, ya, orang-orang mah udah pulang. Lah... ini malah tiduran disini, mana sepi lagi,” dumelnya heran sendiri.

Malun keluar dari ruangan UKS, tuh, kan pada sepi. Berjalan sendirian dilorong sekolah, satu persatu tangga dia turuni, kakinya menginjak area parkiran mengambil motor tuk' pulang. Di sisi lain, Malun bingung, tidak punya alasan saat nanti dirinya di tanya. Kenapa bibirnya luka?

Jalan dulu aja, ge. Siapa tahu dijalan ketemu jawabannya.

Motor memasuki jalanan kota. Sepanjang perjalanan Malun malah kepikiran July ketimbang masalahnya, dirinya berharga sekali di kehidupan Malun, Adam dan July adalah orang yang dikirimkan oleh Tuhan sekaligus menemani kehidupan Malun. Keduanyalah dorongan dan dukungan Malun buat berubah. Eeehe, saat semua berjalan lancar, perubahan itu ia rasakan berkembang baik dari dirinya dulu. Tiba-tiba tanpa bilang punten datang masalah baru. Malun bakal ngebuktiin kalo dia tidak salah.

°°°°

Lihat selengkapnya