Raindu

M. Yusuf Kamal
Chapter #18

#18

°°°°

Tour Jogjakarta tiba, pukul lima subuh murid-murid ramai berkumpul di gang sekolah sebagian ada yang sudah duduk di dalam bus, mendengarkan lagu dan ada yang melanjutkan tidur. Dari jauh hari guru telah menginformasikan mengenai bus dan tempat duduk, dua bangku disi oleh dua orang sesuai nomor urut absen. Dua kelas dalam satu bus.

Sopir bus dan pak satpam berbincang-bincang, kopi dan rokok sebagai pembuka sebelum keberangkatan. Guru-guru mengabsen dan memastikan semua murid sudah masuk dalam bus, tidak ada kata ketinggalan. Malun memakai headset, mendengarkan lagu Banda Neira “Matahari Pagi”.

Di tengah perjalanan, di grup WhatsApp mereka mengirim video kondisi dalam bus. Adam mengirim video kondisi keadaan bus mereka, tampak terlihat berisik, ada yang gibah, di bangku belakang, empat orang laki-laki sedang menonton video berjamaah, cewek-cewek nyanyi-nyanyi nggak jelas. Di bus Malun, kondisinya adem ayem, si wibu kali ini tak baca buku melainkan ngobrol serius dengan kawan bangkunya.

Perjalanan menempuh satu hari dua malam. Tiba pukul setengah delapan. Di depan hotel, terdapat lapangan lumayan besar, disini semua murid berbaris, masing-masing wali kelas mereka mengatur murid-murid bersama siapa saja mereka sekamar, sekamar terdiri dari empat orang. Tour perpisahan Jogjakarta selama tiga hari. Hari ke satu destinasi yaitu ke Malioboro, hari ke dua ke Candi Borobudur dan Candi Prambanan dan hari ketiga wisuda.

Hari ke satu destinasi Malioboro, Malun, Andi bersama teman sekelasnya sedang berbelanja di salah satu toko batik, Malun membeli ikat kepala tenun, sedangkan Andi dan kawan lainnya membeli gelang, belangkon yang langsung di pakai. Murid-murid lain berpoto-poto, duduk di bangku besi hijau pinggir jalan. Malam hari Malioboro ramai oleh pengunjung, lampu hias kota di mana-mana, becak-becak membawa penumpang, orang-orang bermain skuter. Waktu mereka terbatas, sepuluh malam murid-murid harus berada di hotel.

Destinasi hari kedua menunjungi Canda Borobudur dan Candi Prambanan. Di Candi Borobudur, sesuai rencana mereka bertiga di warung Emak. Mereka berpoto bertiga, dua kali poto terulang karena Adam dari awal poto sampai kedua ketawa-ketawa membuat mereka pun ikut tertawa, ketiga cekrek! Malun langsung mengirim poto ke grup WhatsApp mereka. Selanjutnya ke Candi Prambanan, d isini mereka bertiga masing-masing memberi hadiah sebagai tanda kenangan. Hari ketiga, pukul satu siang, dalam ruangan kepala sekolah memberikan sambutan, acara selanjutnya pembacaan puisi oleh siswa. Semua murid masih tidak percaya nama Malun dipanggil untuk membacakan puisi di depan panggung. Seisi ruangan ramai oleh sorak-sorai yang menghujani Malun, bertepuk tangan. Kawan SMP dan dua sahabatnya masih belum percaya. Sewaktu SMP menjadi langganan guru BK ternyata terpilih untuk membacakan puisi. Malun berada di panggung, tangannya memegang mic, mengeluarkan secarik kertas dari saku jasnya. Suasana ruangan berubah menjadi hening.

Sorak-sorai memenuhi seisi ruangan, tepuk tangan tiada henti, air mata menetes, orang-orang berpelukan saling mengucapkan janji kelak bertemu tidak pernah melupakan. Sehabis magrib di depan hotel, semua murid berkumpul, masing-masing membawa kado dan menukarkan kepada temannya. Semua murid saling merangkul membikin bulatan, berputar pelan-pelan sambil menyanyikan lagu Endak Soekamti “Sampai Jumpa”.

°°°°

Lihat selengkapnya