RAKALA

V. Asael
Chapter #3

KEDUA

CW / TW :

mengandung harsword & english broken.

✦─────────────────✦

.

.

.


Rakala terhenti ketika mendengar suara batuk yang disengaja dari arah belakangnya. Di sana, Belva berdiri melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap ke arah Rakala.


"Eh ada OSIS. Apa kabar, Sis OSIS?" ujar Rakala.


"Mau ke mana lo?"


"Lho? OSIS sekarang ngurusin ke mana orang pergi juga kah?"


Belva menghela napas. Ia benar-benar lelah. Dalam 1 bulan ini kegiatannya yang sudah padat menjadi semakin padat karena ulah orang yang ada dihadapannya sekarang.


"Ini masih jam pembelajaran. Kenapa lo masih di luar? Mau bolos?"


"Gue juga tahu kalau ini masih jam pembelajaran."


"Terus ngapain masih di luar? Mau bolos lagi, ' kan lo?" cecar Belva lagi. Gadis itu benar-benar tidak mengerti. Bagaimana bisa Rakala selalu bersikap santai saat menghadapi masalah.


Seolah dalam hidup Rakala tidak pernah serius, selalu santai. Berbeda dengan dirinya yang selalu serius dalam situasi apapun. Bahkan terakhir kali Belva melihat Rakala disidang di ruang BP karena ketahuan membolos dan merokok saja laki-laki itu tetap santai.


Entah karena Rakala yang sudah terbiasa berteman dengan yang namanya masalah atau memang pada dasarnya Rakala akan bersikap santai walaupun dihadang badai sekalipun.


"Sama dong kayak lo, lo juga di luar. Bolos juga ya lo?"


"Nggak usah ngomong sembarang!" sembur Belva cepat. "Nggak lihat lo?" Tangannya menunjuk sebuah kalung berisi foto, nama, dan jabatan milik OSIS yang harus digunakan ketika sedang bertugas.


"Alah, bolos ya bolos aja. Nggak usah bawa-bawa organisasi gitulah. Oh sengaja ya? Biar kalau dihukum bisa gunain organisasi sebagai tameng?"


Belva kesal. Bagaimana bisa ia harus selalu menghadapi orang yang membuatnya darah tinggi seperti Rakala untuk setiap harinya.


"Harusnya lo sadar setiap lo melanggar aturan lo akan dapat poin. Dan di SMA Garuda murid yang poinnya mencapai 250 akan di DO. Itu ketentuan utama peraturan SMA Garuda yang udah tertulis jelas bahkan dipapan aturan ada."


Rakala mengangguk-angguk, seolah membenarkan semua yang Belva katakan.


"Ngerti nggak lo?"


"Ngerti gue Sis OSIS, " jawab Rakala santai.


"Nama gue Belva bukan Sis OSIS."


"Susah gue nyebutnya, Sis OSIS aja biar gampang."


Setelah mengatakan itu Rakala meninggalkan Belva yang belum sampai satu langkah tangannya sudah dicekal oleh gadis cantik itu.


"Apa lagi Sis OSIS?" tanya Rakala lagi.


"Mau ke mana lo?" Belva berujar lebih garang. Bahkan gadis itu sedikit melotot. Sialnya hal itu sama sekali tidak membuat Rakala gentar sedikitpun, justru itu membuat Belva menjadi sedikit lebih lucu di mata Rakala.


"Kepo banget gue mau ke mana."

Lihat selengkapnya