CW / TW :
mengandung harsword & english broken.
✦─────────────────✦
.
.
.
"Gue minta lo urus Rakala, Bel. Bukan minta lo makan soto di kantin waktu lagi tugas, " tegur Arkan, Ketua OSIS periode sebelumnya yang masih berkontribusi untuk OSIS, terlebih karena Belva baru saja menjabat.
Berita mengenai Belva ikut makan di kantin bersama Rakala hari ini menyebar luas. Gadis itu benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, ia sekarang menyesali perbuatannya.
"Lo sama aja mangkir dari tugas kalau lo gitu. Sadar nggak apa yang lo lakuin itu sama aja bikin nama OSIS jadi jelek?!"
"Woi, masih lama nggak ini? Tulis aja nama gue dulu biar gue bisa pergi baru lo lanjut drama lo ini, " cetus Rakala.
Yang membuat Arkan menatapnya kesal. "Lo tuh nggak sadar diri ya? Udah tahu salah, masih aja."
"Lo kalau nggak bisa lakuin hal yang menyenangkan kayak yang gue lakuin ya nggak usah nyalahin orang gitu dong."
"Hal menyenangkan?" Arkan tidak percaya Rakala dengan santai mengatakan itu. Begitu juga Belva yang benar-benar heran.
Arkan Zerganda adalah orang yang benar-benar memiliki ketegasan tinggi dalam urusan apapun. Laki-laki yang selalu menjadi murid kesayangan guru itu mampu membuat takut siapapun, tapi tidak dengan Terakota dan Rakala.
"Menyenangkanlah, OSIS kayak lo tahu apa soal kegiatan menyenangkan."
"Menyenangkan? Dengan bikin orang kerepotan ngurusin lo, lo sebut itu menyenangkan?"
"Udahlah, Kan. Lo nggak akan ngerti letak menyenangkannya di mana. Jadi percuma gue jelasin juga lo nggak akan paham." Manik kelam Rakala bergulir ke arah Belva. "Oi Sis OSIS catat gih nama gue."
"Emang lo berandal banget ya, semua anak Terakota kayaknya berandalan persis kayak lo, nggak kaget sih gue."
Rakala tertawa. "Kehabisan argumen atau gimana lo sampai bawa-bawa Terakota? Jelas-jelas gue bukan bagian dari mereka."
"Masih aja nggak mau ngaku. Padahal kenal sama Bintang bahkan sering banget duduk bareng masih aja bilang nggak jadi bagian dari mereka."
"Lah? Kalau kenal terus duduk bareng bisa disebut sebagai bagian dari mereka? Berarti sama dong kayak lo, lo juga kenal bahkan kenal lebih lama, sampai 3 tahun lho bareng sama Bintang dari kelas 10 sampai sekarang, gue lihat lo juga pernah duduk sama dia artinya lo juga bagian dari Terakota dong?"
Rakala benar-benar sukses membungkam Arkan. Untuk pertama kalinya Belva melihat seorang Arkan Zerganda kalah dalam berdebat.
"Lagian lo udah lengser masih aja ikut campur urusan OSIS. Nggak terima amat kalau masa jabatan lo udah lewat."
"Itu tanggungjawab gue sebagai senior! Lo nggak tahu apa-apa diam aja daripada gue hajar."
"Oh udah berani ancam-ancam ya sekarang." Rakala tertawa sinis. "Fakta lapangannya gitu, Arkan. Masa jabatan lo di sini udah lewat. Mau Belva makan atau nggak makan di kantin itu hak dia, kayak nggak pernah gitu aja. Norak."
Arkan mengepalkan tangannya.
"Jangan kayak anak kecil, apa-apa dimasalahin. Masalah kecil digede-gedein, makin norak lo."