Rakhalila

Galih Aditya Mulyadi
Chapter #5

Mencintai pria yang sama

"Apa jangan-jangan mereka pacaran?"

Ucapan Indah di sekolah tadi masih terngiang dalam pikiran Khalila. Membuat hatinya bertanya-tanya tentang Gita dan Raka.

"Bagaimana kalau nyatanya mereka benar-benar pacaran?"

"Ah, kenapa aku ini?Kenapa mempermasalahkan ini, aku bukan siapa-siapanya!"

Tanya dan argumentasi yang dibuatnya sendiri membuat hatinya pilu, ketidak karuan perasaannya membuat Khalila seperti orang linglung. Remaja ini sedang mengalami cinta pertama dalam hidupnya, yang belum sepenuhnya ia sadari.

"Khalila! Kenapa gerakanmu kacau, Nak?" tegur Bunda Dewi, pelatih tari Khalila di sanggar.

Semua pandangan teman-teman di sanggar tertuju pada Khalila, tak biasanya Khalila seperti ini.

"Maaaf Bunda, aku lagi kurang fokus aja, tadi."

"Ya sudah kita ulangi lagi, Khal, fokus ya! Kamu itu salah satu penari terbaik di sanggar ini!" tegur Bunda Dewi lagi, tegas tanpa kesan marah atau menyalahkan.

Khalila hanya mengangguk dan membenarkan kembali blockingnya yang kacau karena memikirkan Raka. Hari ini pikiran tentang Raka benar-benar mengacaukan harinya, sekaligus memberinya kebahagiaan asing meski hanya dengan saling tatap dengan pria itu.

***

Malam telah sampai pada puncaknya, tetapi Gita belum juga memejamkan matanya. Ia tengah sibuk membaca sebuah kertas yang tampak sudah terlipat sisi-sisinya. Kertas tersebut sudah sedikit lecek karena telah disimpan lama oleh Gita. Sebuah kertas yang bertuliskan puisi karya sang kekasih, Raka, yang diam-diam "dicurinya" dari mading sekolah dahulu. Puisi yang paling disukai Gita. Ia tidak pernah bosan membaca puisi ini.

Tiada yang lebih sunyi selain diamnya kau

Tiada yang lebih ribut dari jeritan kehilangan akan kau

Jalanan kini kutapaki seorang diri

Dan dikasihi pohon-pohon teduh di dekatnya

Apakah kau kini serupa guguran dedaunan?

Yang hanya dipedulikan penyair dan puisinya?

Gita menghela napasnya sejenak, tampak memikirkan sesuatu, memandang keluar jendela dari dalam kamarnya. Gita kini tampak bersenandung dalam sunyinya malam itu, menyenandungkan sebuah irama yang berusaha ia ciptakan.

Kini Gita mengambil gitar kesayangannya yang tergeletak di tempat tidurnya, memetik senarnya membentuk sebuah nada instrumental, Gita ingin memusikalisasikan puisi kekasihnya tersebut. Sebuah kejutan bagi kekasihnya di dua bulan hubungan mereka, akhir pekan nanti.

Tetapi.....

Sebuah tanya tiba-tiba menggantung di sudut pikirannya, tentang kejadian siang tadi di sekolah, tentang Raka dan Khalila. Tatapan Khalila pada Raka sama seperti tatapannya pada Raka saat pertama kali jatuh cinta pada pria itu. Pun halnya dengan Raka, ia menatap Khalila dengan berbeda, tatapan yang sama ketika Raka menatapnya.

"Apa mereka sedang jatuh cinta?,"

"Apa mungkin Raka mendua?

Nalurinya membuat Gita insecure di puncak malam tersebut, di temani puisi sendu sang kekasih.

Lihat selengkapnya