Nun jauh di sana, di Desa Teratai, ada sebuah gua yang di huni oleh raksasa wanita. Raksasa wanita itu bernama Tculi, tetapi orang-orang lebih sering memanggilnya Opli.
Opli hidup dalam kesepian. Dia sangat menginginkan seorang anak untuk mengusir kesepiannya. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi karena semua raksasa yang berkedok ... eh, kok, berkedok, maksudnya berstatus ... eh, berjenis ... ah, pokoknya raksasa yang laki-laki sudah punah!
Begitu pula teman-teman raksasa wanita Opli, semuanya sudah punah.
Pada suatu hari, saat Opli benar-benar merasa kesepian, dia bermaksud mencari seseorang yang bisa membuatnya terhibur. Dia pun keluar dari gua dan menuruni bukit hingga sampai di Desa Teratai. Tentu saja, banyak warga yang takut dan merasa terganggu dengan kedatangan Opli. Mereka semua panik dan kalang-kabut mencari tempat perlindungan.
Pada saat Opli sampai di Jalan Igang, dia melihat seorang anak berumur empat tahun sedang main tanah. Anak itu bermain sendiri di sana karena ibunya sedang berbelanja di desa seberang yang tidak terlalu jauh. Opli menghampiri anak itu dan membawanya pergi ke gua. Ibu Ipang, tetangga anak itu, melihat Opli berjalan ke tempat anak itu.
Menyaksikan kejadian itu, Ibu Ipang menganggap raksasa itu telah menculik dan menyandera anak itu. Tentu saja, dia begitu takut dan khawatir akan keselamatan anak itu, tetapi dia tidak tahu harus berbuat apa.
Selain itu, dia pun bingung ... bagaimana caranya menjelaskan kejadian itu kepada ibu anak itu.
Sebenarnya, anak itu sudah bisa bicara, tetapi dia belum mengerti akan dibawa ke mana oleh perempuan besar yang membawanya ke gua itu ....
"Namamu siapa?" tanya Opli dengan suara yang menggema.
"Nama caya Aulia!" kata Aulia dengan ramah. Jelas, dia kan, tidak tahu kalau Opli itu seorang raksasa.