Rama's Story : Gita Chapter 4 - Flight 411

Cancan Ramadhan
Chapter #1

Prolog

Blitar – 2012 – Pukul 05.30 WIB

Tiga buah mobil van hitam melaju dengan cepat melintasi jalur pedesaan di desa Mekarasri di daerah Blitar Selatan. Masing-masing mobil itu terlihat kokoh dan isinya sudah di modifikasi sehingga bangkunya memanjang ke samping dan saling berhadapan. Delapan orang berseragam lengkap dengan senjata otomatis dan rompi anti peluru tampak bersiaga. Mereka semua mengenakan helm dan juga topeng yang hanya terlihat matanya. Di rompi belakang mereka tertulis “Datasemen Khusus Anti Teroris - Black Falcon

Setelah melewati beberapa liku-liku jalanan pedesaan, ketiga mobil itu berhenti, lalu semua personelnya keluar dan membentuk lingkaran. Seorang lelaki gagah dan berkumis tipis tampak berada di lingkaran itu dan memandang semua personel di situ. Dia adalah Yohan, komandan datasemen anti teroris black falcon. Yohan mengeluarkan gulungan kertas yang cukup panjang lalu membukanya.

“Oke perhatikan semuanya..” ujarnya dengan tegas. “Sasaran kita adalah Alex Hanggara alias the Big H, pimpinan Gerakan The Paradise.. Gerakan teroris yang sudah beberapa bulan terakhir ini membuat resah masyarakat dengan paham dan ajarannya yang menyesatkan.”

Yohan menunjuk dua titik yang berseberangan di gulungan yang tadi dibukanya.

“Saya butuh sniper (penembak runduk) di dua titik ini..” katanya. “Kalo sudah berada di posisi, baru kita akan menyergapnya di rumahnya yang ada di titik ini..”

Yohan menunjuk gambar rumah yang ada di tengah gambar, kemudian dia menggeserkan tangannya ke empat garis mata angin.

“Kita akan mengepung dari 4 penjuru. Dan harus memastikan terlebih dahulu bahwa semua penduduk setempat sudah di evakuasi..” lanjutnya. “Ada yang mau disampaikan sebelum kita bergerak ?”

Tidak ada satupun yang menjawab, komandan Yohan menganggukkan kepalanya sebagai isyarat bahwa serangan akan segera di mulai.

“Kita bersiap..” serunya. “Lima menit ke masing-masing posisi.. sekarang !”

Para polisi itu bergerak berpencar menuju posisi masing-masing. Komandan Yohan mengambil posisi terdepan dari pasukannya yang ada di sisi depan rumah yang menjadi targetnya. Mereka sekarang berjarak kurang lebih sekitar lima puluh meter dari rumah sasaran, bersembunyi di semak dan pepohonan. 

Rumah yang menjadi sasaran itu tidak besar, berukuran sekitar 6 x 12, di jaga oleh empat orang yang tampak mondar-mandir sambil membawa senjata otomatis AK 47. Yohan melihat melalui teropongnya, untuk mengawasi keadaan. Lalu salah satu anak buahnya mendekatinya.

“Komandan, semua penduduk di radius satu kilometer, sudah di evakuasi.” bisiknya.

Yohan mengangguk lalu menggunakan alat komunikasi di telinganya.

Lihat selengkapnya