Shinjuku, Tokyo – Jepang
Sebuah keramaian yang biasa terlihat di kawasan Shinjuku, Tokyo. Orang banyak berlalu lalang disitu. Kebiasaan berjalan orang Jepang yang cukup cepat membuat pemandangan disitu cukup menarik. Di dalam pedestrian yang cukup besar dan nyaman buat pejalan kaki itu, tampak dua orang yang berjalan cukup pelan, sambil bergandengan tangan mesra. Ya mereka adalah Rama dan Gita.
Rama tampak modis mengenakan kacamata bening berbingkai kotak, rambutnya disisir rapi, mengenakan kemeja biru yang dilapisi jaket panjang selutut dan syal yang melingkar di lehernya. Sementara Gita Asmara mengenakan sweater merah yang dilapisi jaket panjang seperti Rama, dan mengenakan syal pink di lehernya.
Memang keduanya mengenakan syal dan jaket panjang karena saat itu masih awal tahun dimana Jepang masih musim dingin. Gita Asmara mengambil cuti dari pekerjaannya sesuai dengan janjinya, untuk menghabiskan waktu bersama kekasihnya yaitu Rama.
“Aku seneng banget bisa berada disini sama kamu.” kata Gita dengan manja. “Akhirnya bisa berdua ma kamu tanpa di ribetin kasus.”
Rama tertawa kecil, “Iya, setidaknya disini ga ada yang ganggu kita dengan kesibukan dan rutinitas yang membuat pusing kepala.”
“Aku suka di Jepang, semuanya teratur, ga berantakan seperti di Jakarta. Mungkin warga kita harus belajar kedisiplinan dari sini..”
“Iya sayang, Jepang memang sangat bagus dan disiplin, disini seperti time is money, waktunya kerja ya kerja, sungguh-sungguh, tidak ada yang cuma setengah hati, lihat aja mereka jalannya pada cepet, kita berdua aja yang jalan pelan.. hahaha”
Gita ikut tertawa, “Kita kayak punya dunia sendiri ya sayang..”
“Kita makan di situ yuk..” ajak Rama. “Makanannya terkenal enak.”
Gita mengangguk lalu mengikuti kekasihnya itu masuk ke dalam restoran yang terlihat rapi dengan gambar kepala sapi dan ikan di pintunya. Begitu pintu di buka, seorang pelayan wanita cantik dengan rambut dikuncir menyambut mereka sambil tersenyum dan menundukkan badannya sedikit.
“Irasshaimase.. (selamat datang)” sapanya.
Rama dan Gita mengangguk sambil tersenyum.
“Futari ? (Dua orang ?)..” tanya pelayan wanita itu.
“Hai Futari.. (Iya berdua)” jawab Rama.
Pelayan wanita itu lalu mengantarkan Rama dan Gita ke salah satu meja yang ada di dekat jendela.
“Doozo.. (Silahkan)..” kata pelayan itu sambil mempersilahkan duduk.
“Domo.. (Terima kasih)..” jawab Rama sambil duduk.
Setelah itu Rama dan Gita memesan makanan sesuai selera mereka yang ada di menu. Pelayan itu menulis dengan telaten semua pesenan kedua sejoli itu. Setelah itu dia pergi kembali ke dapur.
“Kamu belum pernah ke Gunung Fuji kan ?” tanya Rama. “Aku bisa pesankan tiket wisata ke sana. Kita bisa main ski di sana..”
“Mau dong, sayang..” jawab Gita riang. “.. eh aku juga pingin ke wisata itu yang mirip hutan tapi bagus banget.. Ara.. Ara.. Ara..”
“Arashiyama ?”
“Iya.. itu dia..”
Rama tertawa, “Tapi itu di Kyoto. Kita mesti sinkronin dulu acara dan tujuan wisata kita supaya ga bolak-balik dan bisa kena sekali jalan.”