Gita kini duduk di kursi tunggu Gate, sesekali matanya melirik orang-orang yang ada di gate itu. Semua yang ada disekitarnya saat itu, di ruang tunggu gate 4, pasti merupakan penumpang pesawat yang sama dengannya. Dia berusaha mencari si botak yang tadi disebut Rama namun dia kesulitan menemukannya.
Cukup banyak calon penumpang yang ada di situ namun bagi Gita semuanya terasa wajar, tidak ada yang mencurigakan. Dalam hatinya dia berharap apa yang di khawatirkan Rama hanyalah prasangka belaka.
Sementara itu tidak jauh dari tempat Gita duduk, tampak berjalan para awak kabin yaitu lima pramugari yang cantik-cantik dan seorang lelaki berseragam pilot. Pilot itu rambutnya beruban namun tetap berwibawa, sejenak dia berbicara sebentar dengan rekannya lalu memisahkan diri dari rombongan awak kabin. Dia menghampiri seorang laki-laki yang juga berseragam pilot dan tengah membaca majalah di salah satu counter di sepanjang koridor gate.
“Selamat siang..” sapa pria beruban itu. “Anda yang bernama Hendrik ?”
Laki-laki berseragam pilot itu tersenyum dan mengangguk, “Iya benar, anda Kapten Daril ?”
Laki-laki beruban itu mengangguk, “Benar, saya Daril, kalo begitu mari kita ke pesawat untuk persiapan take off.”
Hendrik mengangguk, lalu berjalan bersama Daril.
“Kenapa Adi tidak bilang ke saya langsung kalo dia berhalangan hadir dan kamu menggantikannya ?” tanya Daril.
“Iya kebetulan dia terjatuh waktu bermain ski, kakinya patah dan butuh waktu untuk pemulihan.” jawab Hendrik.
“Kamu pengalaman berapa jam penerbangan, Hendrik ?”
“Kurang lebih 3000 jam..”
“Good, sebelum ini kamu ada di maskapai mana ?”
“Saya ada di maskapai kecil, hanya penerbangan lokal di Indonesia tengah.”
“Sudah pernah memegang Airbus model A 330 ?”
“belum kapten, biasanya saya hanya pegang boeing 737..”
“Ok, kalo gitu nanti belajar dan lihat bagaimana pengoperasian pesawat Airbus, supaya kelak kamu bisa jadi pilot yang hebat.”
Hendrik tersenyum dan mengangguk, keduanya berjalan menuju pintu khusus untuk awak kabin dan langsung menuju ke arah pesawat “Cendrawasih Air” jenis Airbus A330.
Saat sudah di pesawat, Daril melihat beberapa pramugari tampak mempersiapkan semua kebutuhan selama di jalan nanti.
“Hai Ladies..” sapa Daril. “Everything good ?”
“Everythings is ok, capt..” jawab salah satu pramugari.
“O iya, ini co pilot kita, namanya Hendrik, dia menggantikan Adi yang sedang sakit sekarang.”