Rama's Story : Gita Chapter 4 - Flight 411

Cancan Ramadhan
Chapter #7

Chapter 6 - Dari Ketinggian 32.000 kaki

Flight attendant. Please close the door and re check..”

Suara announcement dari kokpit terdengar dan meminta pramugari untuk menutup pintu pesawat. Salah satu pramugari menutup pintu pesawat dan memastikan sudah terkunci Lalu suara announcement pilot kembali terdengar.

Good Afternoon ladies and gentlement.. This is your captain, Daril speaking,  Welcome to Cendrawasih Air with flight number CI 411.. we will fly to Jakarta directly in around seven hours without transit.. And this is no smoking flight.. We will fly in 32.000 feet and we hope you enjoy this journey.. and thank you for choosing Cendrawasih Air..”

Setelah itu sebuah video show diputar pada layar mini display yang ada di depan kursi masing-masing penumpang, dimana isinya adalah demo keselamatan penerbangan termasuk cara menggunakan pelampung apabila pesawat melakukan pendaratan darurat di air.

Dan sekitar lima menit kemudian, pesawat pun mulai take off dan terbang meninggalkan Bandara Haneda. Gita memandang keluar jendela, dia tersenyum sendiri membayangkan tiga hari bersama Rama di Jepang sebelum ini. Penting baginya untuk menikmati waktu luang setelah setiap hari berurusan dengan kasus yang rumit. 

Gita Asmara memang polisi yang cerdas dan tangguh, tidak ada satupun kriminal yang lolos dari buruannya sejauh ini. Dan kali ini setelah tiga hari berlibur, dia dipanggil kembali, dan meninggalkan masa cutinya yang seharusnya masih tersisa tiga hari lagi.

“Seharusnya kita bisa menghabiskan waktu bersama lebih lama..” gumamnya. “Tapi para penjahat sepertinya tidak ingin melihat kita istirahat.”

Gita mengambil penutup mata dari saku jaketnya lalu mulai menutup matanya serta menutup telinganya dengan headset. Musik yang di dengarnya tanpa sadar membuainya dan membuatnya tertidur.

Tidak jauh darinya, si botak tampak sedang mengamati jam di tangannya berulang kali seolah menunggu sesuatu.

*****

Sementara itu di Shinjuku, Rama sudah kembali berada di kamar hotel, ketika telepon kamarnya bordering.

Moshi moshi.. (Halo)..” sapa Rama.

Hai, moshi moshi.. (Ya Halo)..” suara receptionist wanita terdengar di ujung telepon. “Sumimasen.. Robii ni gesuto ga imasu.. (Maaf mengganggu, ada tamu mencari anda di lobby)..”

Dare desu ka ? (Siapa ya ?)” tanya Rama.

Wakarimasen.. josei desu.. (Kurang tahu, dia seorang wanita)..” jawab wanita reception itu.

Doomo.. Watashi wa sugu ni ikimasu.. (Baik, saya segera ke situ)..”

Rama mencoba berpikir siapa yang menemuinya, bukankah rekan rekannya tidak ada yang tahu dia pergi bersama Gita di Tokyo. Lalu dia memakai jaketnya kemudian turun ke lobby hotel. Sesampainya di lobby, Rama ke receptionistuntuk bertanya dimana tamunya, karena banyak orang yang sedang duduk dan berbincang di lobby. Receptionist lalu menunjuk ke arah kolam renang yang ada di belakang hotel. 

Rama pun berjalan ke belakang hotel, setelah pintu kaca, ada beberapa bungalow kecil yang berada di halaman dengan rumput yang indah serta beberapa batu pipih yang digunakan untuk berjalan agar tidak menginjak rumput. Dan setelah bungalow itu barulah kolam renang dengan beberapa kursi santai di sekitarnya.

Rama menuju salah satu bungalow yang ditunjuk receptionist tadi. Ada seorang wanita jepang yang cantik dengan rambut di kuncir, senyumannya sangat manis dan enak dilihat. Rama lalu masuk ke bungalow itu dan wanita itu tersenyum sambil mengangguk.

Lihat selengkapnya