“Jadi kalian ini tadinya penumpang Fly Pattaya yang hilang beberapa waktu yang lalu ?” tanya Gita.
“Iya..” jawab seorang wanita yang penampilannya sudah acak acakan..”
“Lalu kemana yang lain ? Kenapa kalian tinggal segini ?” tanya Yuli.
Wanita itu menangis, “Kami tidak tahu, sebagian besar penumpang di pindahkan ke pesawat lain waktu itu, lalu mereka pergi bersama beberapa teroris dan tidak pernah kembali kemari.”
“Pergi ke mana ?” tanya Gita lagi.
Wanita itu menggeleng lalu dia kembali menangis meraung-raung. Yuli memeluknya untuk menenangkan. Gita berdiri dan mendekati pengawal Joanna yang masih terduduk karena pukulan si botak.
“Kamu ga papa ?” tanya Gita sambil membantu pengawal itu berdiri.
“Iya aku baik-baik saja.” jawab pengawal itu.
“Kalo boleh aku tahu, kamu ini pengawal pribadi kan ? Siapa wanita yang tadi kamu kawal, aku familiar dengan wajahnya.”
“Dia adalah Joanna Devita..”
Gita tampak terkejut, “Joanna Devita..? Anak dari Hartono Suryalaksana. Menteri Luar Negeri..?”
Pengawal itu mengangguk, “Iya, dan namaku Steven..”
Gita menyalami tangan Steven, lalu menariknya sedikit ke sudut ruangan.
“Apa background pengalamanmu ?” tanya Gita lagi.
“Aku mantan pasukan khusus..” jawab Steven.
“Good..” cetus Gita. “Aku akan butuh bantuanmu, aku akan keluar mengintai apa rencana mereka. Aku butuh kamu untuk back up.”
“Mengintai ? Kamu ini siapa sebenarnya ?” tanya Steven.
“Aku polisi.” jawab Gita. “Bagaimana, kamu bisa membantuku ?”
Steven mengangguk, Gita lalu mendekati David.
“Apa kamu membawa cetak biru bagan pesawat Cendrawasih Air ? Atau apapun yang penting informasi tentang pesawat.” tanya Gita.
David berpikir sejenak lalu mengambil sebuah alat yang menyerupai HP, alat itu berwarna biru tua, dia memberikannya pada Gita.
“Ini berisi semua informasi pesawat, kamu tinggal tekan menu di garis tiga yang atas ini untuk mencari jenis pesawatnya, saat kamu sudah menemukannya, kamu akan melihat keseluruhan bagan operasional pesawat..” kata David menjelaskan.