Jakarta, 2011
Sebuah motor sport jenis BMW melesat membelah jalanan malam dengan kecepatan tinggi, lalu tidak lama kemudian berbelok menuju sebuah kawasan yang cukup sepi hingga akhirnya tiba di depan sebuah pos jaga. Motor itu berhenti dan pengemudinya membuka helmnya lalu mengibaskan rambutnya yang indah sebahu.
“Komandan Gita..” sapa petugas di pos jaga itu.
Ya, pengemudi itu adalah Gita Asmara, salah satu polisi wanita terbaik yang cerdas, tangkas dan juga merupakan kekasih Rama. Gita tersenyum dan mengangguk.
“Dimana komandan Arif ?” tanyanya.
“Ada di pusat kontrol, ndan..”
Gita lalu memakai helmnya kembali dan melaju hingga sekitar dua ratus meter ke dalam jalanan dimana kanan dan kirinya diberi pembatas beton dan juga kawat listrik yang tinggi. Itu adalah salah satu penjara dengan keamanan maksimal bagi para penjahat yang di anggap sangat berbahaya. Motor Gita lalu berhenti di sebuah bangunan yang kokoh dengan sebuah Menara pengawas di tepinya.
Gita melepas helmnya, lalu turun, kemudian berjalan ke arah beberapa petugas sipir penjara dan beberapa polisi yang tampak berkerumun di situ. Gita terus berjalan menghampiri salah satu pria yang berjaket kulit, berambut klimis, dan berkumis tipis.
“Komandan..” sapa Gita.
“Hai Git..” balas pria itu yang rupanya adalah komandan Arif, atasan Gita. “Kamu sudah pulang dari Manila ?”
“Sudah ndan.. Saya baru nyampe kemarin..”
“Selamat ya.. FBI mengucapkan terima kasih padamu, kamu berjasa besar dalam menangkap Jinx dan menumpas gembong Narkoba seperti Diego Garcia..”