Manila – Filipina 2011..
Sebuah helicopter berwarna hitam melesat membelah udara di atas kota Manila, Philipina. Di dalam helicopter itu terdapat dua orang selain pilot dan co pilot nya. Dua orang itu adalah wanita yang keduanya berambut coklat dan cantik. Yang satu adalah Jasmine Bernadette, sedangkan yang satu lagi memiliki mata biru yang indah.. Catherine Mills.
Keduanya mengenakan kemeja dan rompi anti peluru dengan tulisan “FBI” di bagian dada nya, dan keduanya mengenakan headset yang terhubung di perangkat helicopter agar bisa berkomunikasi dan tidak terganggu dengan suara mesin.
“This is suicide.. (Ini bunuh diri)..” kata Jasmine. “We don’t have any complete information about that place.. (Kita ga punya informasi yang lengkap tentang tempat itu)..”
“Rileks.. We have enough back up.. ATF and DEA is join with us.. (Rileks.. Kita punya banyak bantuan.. ATF dan DEA bergabung bersama kita)..” jawab Catherine.
DEA adalah Badan Anti Narkotika milik Amerika, sementara ATF adalah badan yang khusus menangani tembakau, senjata, dan peledak milik Amerika. Jika terjadi penyelundupan atau perdagangan gelap senjata atau peledak maka ATF akan selalu terlibat untuk membersihkan hal itu.
Tidak lama kemudian, helicopter itu mendarat di sebuah tempat, di sebuah hangar tua yang tidak terpakai. Catherine dan Jasmine turun dari helicopter dan berjalan menuju ke dalam hanggar. Ternyata di dalam hanggar, sudah banyak orang yang menunggu, hampir 30 orang, berpakaian seragam serba hitam, dan semua mengenakan rompi anti peluru, namun ada beberapa perbedaan tulisan identitas di masing-masing rompi, ada yang bertuliskan FBI, ATF, DEA, dan TMP atau Tactical Manila Police (Polisi gugus tugas khusus milik Manila).
Semua personel itu kemudian berkumpul dan duduk di masing-masing kursi yang ada di tengah hanggar bekas itu. Di depan deretan kursi itu, ada white board, sebuah meja dengan in focus projector dan sebuah screen putih untuk melihat gambar dari in focus.
Seorang berwajah pucat dengan hidung mancung dan rambut hitam klimis berdiri di depan white board, di rompinya tertulis NSA, dan meminta Catherine untuk berdiri di sebelahnya.
“Morning everyone (Pagi semuanya..)..” sapa laki-laki berwajah pucat itu. “My name is Smith.. You know that today we have a special task.. Our operation is black ops.. I’m the only NSA in here.. (Saya Smith.. Kalian tahu kalo hari ini kita punya tugas khusus.. Sangat rahasia.. Dan saya satu-satunya agen NSA disini..)..”
Laki-laki bernama Smith itu menghela nafas sejenak lalu melanjutkan pembicaraannya.
“FBI, ATF, DEA, and Manila Special Police is working together now.. And I will tell you why the reason that we have to united now.. (FBI, ATF, DEA, dan Polisi Khusus Manila saat ini bekerja sama, dan akan saya ceritakan alasannya kenapa kita harus Bersatu..)..”
Smith kemudian menyalakan laptop yang langsung tersambung ke infocus dan muncul gambar 6 wajah laki-laki di layar putih yang tersorot dari infocus.
“This is six agent from NSA dan DEA.. They were in very classified task.. blended with cartel, to map their operation.. But last week, we accept six package.. in a box.. you know what is in that box..? Those six agent’s head.. with a warning and regards.. (Ini adalah 6 agen dari NSA dan DEA.. Mereka punya tugas sangat rahasia.. Membaur dalam organisasi bandar narkoba, untuk mempelajari cara operasi mereka.. Tapi minggu lalu, kami menerima sebuah paket.. dalam kotak.. Kalian tahu isinya ? Isinya adalah enam kepala agen-agen tersebut..)..”
Gambar di screen lalu berubah, muncul wajah seorang laki-laki dengan kumis tebal, rambut klimis dan tato kalajengking di pipi kanannya. Tatapannya cukup dingin. Foto laki-laki itu di ambil saat dia berada di tepi mobil mewahnya.