Rama's Story : Gita - Death Sentence

Cancan Ramadhan
Chapter #4

Chapter 4 - CATHERINE MILLS - FBI

“Bos..” sapa Andre.

Gita menatap Andre yang berdiri di depan mejanya.

“Ada apa ?” tanyanya.

“Dipanggil Komandan.. Sekarang..” kata Andre.

Gita lalu berdiri dan berjalan bersama Andre menuju ruangan Komandannya. Gita mengetuk pintu lalu masuk dan memberi hormat.

“Siap Ndan..” sapa Gita.

Komandan Gita menyuruh Gita mendekat dan duduk di kursi di depan mejanya.

“Bagaimana penyelidikanmu ?” tanya komandannya. “Ada kemajuan soal Black Mamba ?”

“Belum ndan..” jawab Gita. “Dari penangkapan si plontos yang merupakan salah satu komplotan Black Mamba, saya baru mendapat beberapa petunjuk tapi masih belum ada titik terang..”

“O gitu.. Gita, kemarin divisi anti kriminal khusus King Cobra, menangkap seorang buronan Internasional di daerah Lampung.. Besok pagi, tahanan itu akan dibawa ke sini.. King Cobra akan mengawalnya melalui Jet Pribadi yang sudah kita sewa.. Aku minta divisi mu juga ikut mengawal konvoi dari Halim menuju kantor sini..” Komandannya menjelaskan.

“Konvoi ? Ini penjahat kelas kakap Ndan ?” tanya Gita.

“Dia buronan Interpol dan FBI.. Dia salah satu komplotan Black Mamba saat di US dan Eropa.. Namanya Jason Hendrix.. Dan saat ini FBI dan Interpol sudah datang ke Indonesia..” lanjut Komandannya menjelaskan.

“FBI ?” Gita tampak terkejut. “Mereka mau melakukan ekstradisi ?”

“Mungkin.. Tapi tidak sekarang..” jawab komandannya. “Mereka akan membantu mengintrogasi Hendrix, saat ini kita akan usahakan Hendrix tetap di tahan di sini.. Karena aku yakin ini ada hubungannya dengan kasusmu.. Kenapa Hendrix ada di Indonesia di saat Black Mamba sedang meresahkan kita dengan aksinya..”

“Hendrix dan Black Mamba ?” Gita tampak sangat serius menatap wajah komandannya. “Interesting.. Pasti bukan kebetulan dia ada di sini..”

Yes.. They are connected.. (Ya.. Mereka ada keterkaitan)..”

Suara seorang wanita dengan bahasa inggris yang fasih terdengar dibelakang Gita. Dan Gita pun menoleh, dia melihat seorang wanita cantik berambut coklat dan bermata biru, sangat cantik seperti bintang film Alexandra Daddario (Aktris yang membintangi film percy jackson, Baywatch, dan San Andreas), dia mengenakan setelan blazer hitam dan berdiri di pintu masuk Komandannya.

“Hai Gita.. Long time no see..(Lama ngga ketemu)..” sapa wanita itu.

Catherine ? Catherine Mills ?” sapa Gita sambil tertawa senang. “Oh my God, you’re surprise me..(Ya Tuhan, Kamu mengejutkan aku)..”

“Gita.. Catherine dari FBI yang tadi aku ceritain..” kata Komandannya. “Dan yang dibelakangnya adalah James Van Dick dari Belanda, dia Interpol..”

Gita berdiri dan menyalami Catherine lalu memeluknya. Kemudian dia menyalami seorang laki-laki yang mengenakan kemeja dan dilapisi sweater kotak-kotak, berkaca mata dan berambut klimis.

“James.. Gita was part of us.. She was the best FBI talent a few years ago..(Gita dulu bagian dari kami.. Dia salah satu talent terbaik FBI beberapa tahun yang lalu)..” Catherine menjelaskan ke James. Gita tersenyum lalu kembali duduk di kursinya.

“Gita.. Kamu dan teammu.. plus Catherine dan James.. akan menjemput Hendrix besok.. Dan membawanya ke sini..” kata Komandannya.

“Siap Ndan..” jawab Gita.

Gita lalu berdiri dan melangkah menuju pintu, Catherine dan James lebih dulu keluar namun Komandan kembali memanggil Gita.

“Gita..”

Gita berhenti dan menoleh kembali ke komandannya.

“Dengar.. Misimu besok itu rahasia, jam penjemputan pun baru besok akan aku beritahukan ke kamu..” kata Komandannya lirih. “Tapi intel mengatakan bahwa sudah ada rencana untuk menyergap konvoi mu dan membebaskan Hendrix.. Besok bawa persenjataan lengkap..”

Gita mengangguk lalu keluar dari ruangan. Dia menghampiri Catherine dan merangkulnya, mereka tampak bercanda lalu Gita mengajaknya duduk di dekat mejanya.

*****

Di sebuah gudang tua tampak banyak sekali orang sedang berkumpul, semua wajah mereka tidak terlihat ramah, wajah mereka sangat beringas dan terlihat kriminal. Mereka semua duduk dan berbicara sendiri-sendiri. Sebagian lengan mereka memiliki tato dengan gambar-gambar yang cukup menyeramkan.

Tiba-tiba mereka berhenti berbicara ketika seseorang yang menggunakan topeng yang hanya memperlihatkan mata dan mulutnya saja berdiri di hadapan para berandal ini, dan kemudian seorang yang kekar dan berambut klimis berdiri di samping orang yang bertopeng tersebut.

“Nama saya Jackie.. Dan ini adalah boss kalian, Black Mamba..” kata orang kekar dan klimis tersebut.

Black Mamba tampak mengamati semua wajah berandal yang ada di hadapannya. Dia lalu menoleh pada Jackie dan mengangguk.

“Hari ini saya akan membagikan uang masing-masing kalian tiga juta..” kata Jacky. “Dan tiga juta lagi saat misi kalian berhasil..”

Semua berandal itu bersorak-sorak, mereka heboh sendiri, lalu Jacky menyalakan laptop di hadapannya yang sudah di sambungkan dengan in focus dan muncul sebuah foto, seorang laki-laki asing dengan rambut cepak berwarna coklat.

“Misi kalian adalah orang ini..” kata Jacky. “Besok dia akan dibawa ke Jakarta dalam pengawalan ketat Polisi.. Tugas saya dan team saya adalah membubarkan konvoi dan saya yakin dua atau tiga polisi akan membawa kabur orang ini keluar dari sergapan kami.. Saat para polisi melarikan diri dengan tahanan ini, saat itulah kalian beraksi..”

“Apa kami tidak dibekali senjata api?” tanya salah satu berandal. “Polisi-polisi itu pasti membawa senjata lengkap..”

“Kalian lebih mahir menggunakan senjata tajam kan ?” kata Jacky. “Kalian tidak perlu khawatir, karena di penyergapan awal, kami akan menguras amunisi mereka sehingga mereka tidak punya cukup senjata dan peluru untuk melawan kalian..”

Lihat selengkapnya