Jakarta, 2011...
Sosok seorang pria tampak sedang sibuk melakukan sesuatu dengan meja yang cukup besar dihadapannya. Tangannya tampak berlumuran darah, dan dia tampak bersiul tenang. Sementara seorang wanita tampak menangis di sudut ruangan, rambut dan pakaiannya berantakan, wajahnya penuh memar, wanita itu menangis tersedu sambil memegang tangan kanannya yang di lilit kain.
“Sudah.. Ga usah nangis..” kata pria itu sambil melirik wanita yang terus menangis itu. “Aku kan cuma memotong pergelangan tangan kananmu..”
Wanita itu terus menangis tanpa henti, di wajahnya tampak darah mengalir dari bibirnya dan ketakutan yang terlihat sangat jelas. Dia tidak mampu mengeluarkan kata-kata karena rasa takutnya yang luar biasa.
Kini pria tadi berbalik dan berjalan ke arah wanita itu, seketika wanita itu semakin merapat ke tembok, dia menekuk kedua lutut dan memeluknya, kepalanya terus menggeleng sambil menangis.
“Jangan.. Aku mohon..” rintih wanita itu. “Please.. Jangan..”
Pria itu kini berdiri persis di hadapan wanita itu dan memandangnya dengan sinis dan licik. Lalu pria itu berjongkok di depan wanita itu.
“Kenapa kamu diam ?” tanya pria itu. “Di televisi, kamu sangat lincah dan genit.. Kamu salah satu bintang sinetron favoritku lho..”
Wanita itu kembali menggeleng dan menangis, dia semakin merapatkan lututnya dalam pelukannya.
“Aku ingin mendengar suara centilmu seperti saat di televisi,..” kata pria itu lagi. “Aku ingin mendengar suara itu..”