Rama's Story : Gita Chapter 2 - Hazard !

Cancan Ramadhan
Chapter #3

Chapter 2 - Korban Ke 4

Mobil Gita memasuki kawasan Apartemen yang cukup elite. Sudah banyak mobil polisi yang menyalakan strobo nya dan juga mobil ambulans. Gita lalu memasang lencana polisi di sabuknya dan turun dari mobilnya.

Rambutnya dibiarkan tergerai hingga ke bahunya, dia mengenakan jaket kulit warna coklat muda dan t shirt warna merah maroon. Gita berjalan melintasi garis polisi yang sudah di pasang dan mendekati sebuah mobil yang penyok dan hancur bagian atap nya karena tertimpa mayat, ada bekas darah di kap mobil itu namun mayat wanita diatasnya sudah tidak ada di situ.

“Hai Git..” sapa seseorang di belakang Gita.

Gita menoleh dan melihat Ira, partnernya yang sudah lebih dulu berada di TKP saat itu.

“Hai..” balas Gita. “Mana korbannya..?”

Ira memberi isyarat agar Gita mengikutinya, dan mereka berdua berjalan menuju sebuah ambulans dan sebuah ambulance stretcher (tandu yang memiliki roda dan biasa digunakan untuk membawa pasien atau korban ) dimana di atasnya terdapat sosok tubuh yang sudah di tutupi oleh kain putih.

Gita membuka kain putih itu untuk melihat wajah korbannya.

“Venita Chirley..” gumam Gita. “Sang Ratu bunga..”

“Iya...” jawab Ira. “Yang menjadi ratu bunga di sinetron yang saat ini lagi hits..”

Gita mengambil sarung tangan plastik berwarna putih dari petugas medis di dekatnya, hal ini dilakukan agar tidak meninggalkan sidik jari di tubuh korban. Gita lalu mengambil lengan kanan korban dan melihat bahwa pergelangan tangan kanannya telah di potong. Lalu Gita melihat wajah korban dan mencoba mencari suatu petunjuk.

“Perbuatan orang yang sama..” kata Gita. “Ini korban ke empat.. Semuanya berstatus selebritis..”

Ira mengangguk, “Iya.. Sepertinya begitu, dia dilempar dari lantai 15, dari kamarnya sendiri.. Tapi aku belum tahu, apakah saat dilempar, korban masih hidup atau sudah meninggal.. Nanti bagian forensik akan mengkonfirmasinya..”

Gita lalu melihat ke atas.

“Lantai 15.. Kamarnya sendiri..” gumamnya. “Pembunuh ini langsung mendatangi lokasi milik korban.. Apa kamar sudah diperiksa ?”

“Sudah..” jawab Ira. “Kamu bisa ke atas untuk melihatnya..”

Gita mengangguk lalu dia berjalan ke dalam apartemen dan memasuki lift bersama Ira dan menuju lantai 15, sesampainya di lantai 15, Gita melihat sebuah kamar yang sudah dipasangi garis polisi dan juga kilatan cahaya lampu kamera dari petugas olah TKP. Gita mengangkat sedikit garis polisi dan menunduk untuk memasuki kamar tersebut. Beberapa petugas tampak sedang mengambil foto keadaan di kamar itu.

Gita mendekati tempat tidur dimana banyak terdapat cipratan darah. Dia lalu memandang sekeliling kamar.

“Apa yang kamu cari ?” tanya Ira.

“Lokasi dia memotong tangan korban..” jawab Gita. “Darah di tempat tidur ini hanya cipratan dan bukan darah hasil potongan tangan..”

Gita lalu mendatangi kamar mandi dan melihat ke dalamnya, kamar mandi cukup bersih, bathup berbentuk elips dan berwarna putih tampak bersih, begitu juga closet nya.

“Bersih..” kata Ira. “Sepertinya bukan disini lokasi pembunuh itu memotong tangan korban..”

“Terlalu bersih..” jawab Gita. “Something wrong..”

Gita lalu mendekati bathup lalu berlutut dan mencoba melihat dengan seksama pinggiran bathup tersebut. Dia mencium sesuatu. Gita lalu menoleh pada Ira.

Lihat selengkapnya