CHAPTER 12
CINTA PANDANGAN PERTAMA RAMA ???
Pagi itu cuaca sedikit mendung, sisa hujan semalam memberikan efek udara yang terasa begitu dingin dan lembab. Kirana terlihat berada di kebun bunga milik Jaka yang berada di halaman samping rumah yang sederhana itu. Jaka yang menyadari kehadiran Kirana, menoleh dan tersenyum pada gadis yang di sukainya itu.
“Sedang apa kamu disini ?” tanya Kirana dengan ramah.
“Pagi Kirana..” balas Jaka. “Aku sedang memberi pupuk untuk beberapa tanaman yang memerlukan tambahan pupuk..”
“Indah sekali kebunmu ini, Jaka. Apa ini semua kamu yang nanam dan merawatnya ?”
“Iya, dulu almarhumah ibuku yang membuat kebun ini, aku hanya tinggal merawat dan melestarikannya..”
“Eh tapi apa hari ini kamu tidak bekerja di Rumah sakit ? Ko jam segini masih di kebun ?”
“Aku masih cuti dan aku rasa kebun ini memang membutuhkan aku saat ini..”
“Oh masih cuti ya..”
Kirana lalu menghampiri deretan tanaman mawar yang berwarna ungu, dia tampak terpesona dengan keindahan warnanya. Dia lalu berusaha mencium bunga mawar ungu itu.
“Kamu suka mawar ya ?” tanya Jaka sambil memperhatikan sikap Kirana.
“Iya.. Aku suka mawar.. bentuknya indah.. walaupun kadang berduri, mengingatkan kita akan kehidupan.. bahwa tidak semua yang indah itu mudah di raih.. duri mengingatkan kita akan rintangan dalam hidup..”
Jaka tersenyum sambil tetap memberikan pupuk pada tanaman di hadapannya.
“Sepertinya kamu sangat memahami filosofi mawar..” katanya. “Pasti banyak ya laki-laki yang memberi kamu bunga mawar yang jauh lebih indah..”
Kirana tertawa kecil, “Ngga ko, dulu waktu aku baru pertama bekerja, beberapa teman memberikan bunga padaku, ada yang setiap pagi mengirimnya tapi saat itu aku belum memahami apapun..”
“Lalu ?”
“Lalu kemudian, aku menerima bunga darinya, dari setiap bunga yang aku terima, hanya bunga darinya yang membuat aku terkesan dan begitu bahagia..”
“Oh dari kekasihmu ya, siapa namanya .. Rama kalau ga salah..”
Kirana mengangguk, “Iya, dia memberiku bunga mawar ungu yang sangat indah, dan anehnya aku tidak melihat ada duri di dahannya, kalaupun duri itu di buang, bekasnya pasti masih ada, tapi ini bersih, benar-benar mawar ungu tanpa ada duri..”
“Apa kamu tahu makna mawar ungu tak berduri itu ?”
“Apa memang ada maknanya ? Aku malah tidak tahu..”