Rama's Story : Kirana - Bittersweet Symphony

Cancan Ramadhan
Chapter #14

Chapter 13 - Sisi lain Bharata Grup

CHAPTER 13

SISI LAIN BHARATA GROUP


“Hah ? Bharata Group ?” tanya Kirana.

“Iya.. mereka sudah hampir sebulan ini meneror kami..” sahut Dini.

“Memang apa yang mereka inginkan dari kalian ?” 

Jaka mencoba berdiri dibantu oleh Kirana, lalu dia duduk di bangku yang biasa di pakai lesehan oleh Kirana di kala senja.

“Mereka mengincar rumah dan tanah kami..” jawab Jaka. “Tentu saja kami tidak mau karena ini warisan orang tua kami, jadi kami tidak akan menjual dengan harga berapapun..”

“Untuk apa mereka menginginkan rumah ini ?” tanya Kirana lagi.

“Untuk dibuat resort.. kawasan desa melati putih ini akan di jadikan resort dan tempat wisata, ambisi Bharata Group adalah membuat wisata yang jauh lebih spektakuler dari jatim park yang ada sekarang..”

“Tunggu,.. kamu bilang waktu itu di rumah sakit bahwa Bharata Group sangat berjasa membangun desa ini dan membuatnya maju.. kenapa sekarang dari pernyataanmu terlihat bahwa mereka tidak sebaik yang kamu bicarakan sebelumnya..”

“Bharata Group memiliki arti positif dan negative bagi kami para penduduk desa ini.. di satu sisi mereka memberikan semua fasilitas yang kami butuhkan, dan disisi lain mereka mengincar beberapa tempat strategis disini yang bisa dijadikan resort dan tempat wisata sesuai as plan drawing mereka..”

“Kenapa kalian tidak melawan ? Kenapa penduduk diam saja ? Seharusnya mereka menentang dan mempertahankan tanah kalian kan.. kalian bisa meminta bantuan polisi atau kelurahan atau kecamatan untuk mengadukan masalah ini..”

Jaka tertawa kecil, “Kirana.. kamu ini bicara apa ? Kamu kan tahu desa kami ini terpencil, mungkin para penduduk desa lain sudah lupa dengan kami.. semenjak alas geni menjadi angker, tidak ada satupun penduduk luar yang pernah datang kesini, kami pun hampir tidak pernah ada yang keluar desa karena melewati alas geni belum tentu bisa kembali kemari..”

“Kamu pernah bilang ada jalan lain, dimana mobil dokter Hendrawan bisa keluar masuk desa..”

“Iya lewat gerbang lor (utara).. tapi gerbang itu dijaga ketat oleh monyet monyet Bharata Group.. mustahil keluar lewat jalan itu..”

Kirana berdiri dengan perlahan dan menatap Jaka dengan wajah penuh tanya.

“Jadi.. maksudmu.. aku juga tidak akan pernah bisa meninggalkan desa ini ?”

Jaka mengangguk pelan, “Jika ingin keluar, kamu harus menemukan cara..”

*****

Di sebuah warung nasi di pinggir alas geni, tampak Bunga sedang berbincang dengan seorang gadis yang masih berusia sekitar 23 tahun, wajahnya cantik dengan bibir tipis dan lesung pipit yang manis, dia adalah Cahaya, murid terbaik wanita didikan Nyai Biru di padepokan Teratai Putih. Kedua wanita itu berbincang sambil menikmati minuman hangat di salah satu meja di warung itu.

Lihat selengkapnya