Rama's Story : Kirana - Bittersweet Symphony

Cancan Ramadhan
Chapter #15

Chapter 14 - Rasa Penasaran Sang Dokter

CHAPTER 14

RASA PENASARAN SANG DOKTER


Malam itu terasa sangat dingin di Melati putih, karena cuaca dan juga letak desa yang berada di kaki Gunung Arjuna. Bulan tampak menerangi malam, sementara di rumah Jaka, Kirana terlihat sedang bersiap untuk pergi ke festival seni bersama Dokter Hendrawan.

Kirana menguncir rambutnya yang panjang, dia mengenakan kemeja biru dilapisi jaket yang cukup panjang hingga di lututnya. Jaket itu biasa dikenakan Kirana saat musim dingin di Jepang ketika dia menempuh pendidikan dokternya disana. Penampilannya saat ini terlihat sangat cantik dan modis.

“Kak Kirana benar-benar cantik..” sapa Dini yang muncul di belakang Kirana. “Aku yang cewek aja suka melihat kakak.. apalagi mata cowok kalo ngelihat kakak.

“Kamu melebih-lebihkan saja..” jawab Kirana sambil tersenyum. “Kamu juga cantik kok..”

“Ah aku ini apa kak.. cuma gadis lumpuh yang bisanya nyusahin orang.. mana ada yang suka padaku..”

Kirana menghampiri Dini, lalu memegang kedua pipi Dini.

“Jangan bicara seperti itu..” kata Kirana dengan lembut. “Kamu harus percaya diri, dan yakinlah bahwa kamu adalah gadis yang kuat dan menarik..”

Dini hanya tersenyum, “Kak Kirana suka dengan dokter Hendrawan ?”

Kirana tertawa sambil menggeleng, “Ngga.. kakak cuma ingin melihat festival seni disini saja, sambil mencoba rileks.. ngga lebih.. apalagi menganggap ini kencan..”

“Kenapa kakak ngga pergi dengan kak Jaka saja ?”

“Kakak ngga mau ngerepotin kakakmu.. lagipula ini kan cuma sebentar.. kakak akan pulang secepatnya..”

Jaka kemudian mucul dan menepuk pundak Dini.

“Sudahlah Din.. Jangan ganggu Kirana..” kata Jaka sambil tersenyum. “Biarkan dia menikmati keseruan festival seni..”

Dini tidak bicara apapun dan membiarkan saja kakaknya mendorong kursi rodanya hingga ke teras rumah, Kirana mengikutinya lalu dia memegang lengan Jaka.

“Kamu sendiri gimana ? Baik-baik aja kan ?” tanyanya. “Apa masih terasa sakit efek tendangan preman Bharata Group tadi siang ?”

“Aku ngga papa ko..” jawab Jaka.

Sebuah mobil tampak memasuki halaman rumah Jaka, mobil sedan BMW berwarna hitam itu berhenti sempurna di depan teras rumah. Dokter Hendrawan keluar dari mobil, penampilannya cukup elegan, dengan mengenakan t  shirt putih yang di padu dengan jaket kulit berwarna coklat tua. Dia lalu tersenyum pada semuanya.

Lihat selengkapnya