CHAPTER 16
DO YOU BELIEVE IN LIFE AFTER LOVE ?
Mobil Dokter Hendrawan memasuki halaman rumah Jaka, waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Kirana dan dokter Hendrawan turun dari mobil lalu keduanya duduk di teras depan rumah.
“Apa Jaka dan adiknya sudah tidur ?” tanya dokter Hendrawan. “Ko kayaknya rumahnya sepi banget..”
“Entahlah.. mungkin memang sudah pada istirahat..” jawab Kirana.
“O iya gimana tadi ? Kamu suka lihat festival seni ?”
“Suka.. tadi saya lihat para penduduk juga gembira dengan adanya festival..”
“Iya.. itu sebabnya kadang aku tidak lagi bisa marah pada Bharata Group.. Mereka turut andil membawa kembali senyuman para penduduk.. Memang ada beberapa hal yang membuat para penduduk juga kesal.. seperti apa yang mereka lakukan pada Jaka..”
“Apa anda pernah bicara tentang hal ini pada mereka ?”
Dokter Hendrawan mengangguk, “Apa yang mereka lakukan pada Jaka itu bukan yang pertama.. sudah hampir sepuluh persen penduduk disini sudah di akusisi rumah atau lahannya dan resmi menjadi milik Bharata Group.. Sebelum itu terjadi, aku sudah mencoba bernegosiasi dengan mereka namun mereka tetap pada pendiriannya.. saat ini pembangunan kawasan wisata itu sudah di mulai dari tanah-tanah penduduk yang sudah mereka akusisi..”
“Lalu apa yang terjadi dengan para penduduk itu dok ?” tanya Kirana.
“Mereka mendapatkan uang ganti rugi.. dan mereka memilih meninggalkan desa ini..”
“Apakah mereka terpaksa menjual tanah mereka ? apakah ada tekanan seperti yang mereka lakukan pada Jaka ?”
“Aku kurang tahu.. tapi saat berpamitan, mereka terlihat bahagia dan baik-baik saja..”
Kirana menghela nafasnya, “Kalau saja dia ada disini.. aku yakin pangeran playboy itu tidak akan berani berbuat macam-macam..”
“Dia ? Siapa maksudmu ?” tanya Dokter Hendrawan sambil mengerutkan keningnya.
“Rama..” jawab Kirana. “Dia paling tidak suka melihat kesewenang-wenangan di hadapannya..”
“Oh kekasihmu itu ya ? Tapi dia bisa celaka lho.. Yang aku tahu Aldo sangat ahli dalam bela diri.. Kemampuannya di atas rata-rata..”
“Aku yakin Rama bisa mengatasi hal itu..”
“Sepertinya kamu sangat memahaminya ya, Kirana ? Kamu benar-benar mencintainya ?”
Kirana mengangguk, “Do you believe in life after love, dokter ?”
“Maksud kamu ? Hidup setelah cinta ?” tanya dokter Hendrawan bingung.
“Iya.. makna kalimat itu apakah kita bisa hidup setelah kehilangan cinta ? Hidup tanpa cinta ?” jawab Kirana. “Ketika kita dikecewakan, kehilangan cinta yang begitu dalam, apakah masih mungkin menjalani hidup tanpa merasakan cinta lagi ?”
“Kenapa kamu mengatakan hal itu, Kirana ? Apa kamu kehilangan cinta Rama ?”
“Tidak dokter.. Yang saya maksud adalah bahwa saya sangat mencintai Rama, kalau saya sampai kehilangan dia, maka saya tidak akan mampu menjalani hidup ini lagi.. saya tidak akan mungkin lagi merasakan cinta karena cinta saya sudah terkuras hanya untuknya..”