Rama's Story : Kirana - Bittersweet Symphony

Cancan Ramadhan
Chapter #21

Chapter 20 - Kenyataan Atau Halusinasi ?

CHAPTER 20

KENYATAAN ATAU HALUSINASI ?


Hujan semakin deras di desa Melati Putih. Rama dan Kirana masih berbincang di teras rumah Jaka sambil menikmati hujan deras di hadapan mereka.

“Rama.. Banyak yang ingin aku bicarakan denganmu..” kata Kirana. “Karena aku rasa ini saat yang tepat untuk berbicara denganmu..”

Rama mengangguk, “Bicarakan semua yang ada di dalam hatimu, Kirana..”

“Aku berada disini karena ingin menelusuri masa lalumu.. aku ingin memahamimu.. dan menjadi wanita yang paling mengerti tentang kamu..”

“Aku tahu.. kamu sudah cukup melakukan banyak pengorbanan besar untukku..”

“Apa aku masih memiliki kesempatan itu ? Menjadi milikmu selamanya ?”

Rama menoleh sambil tersenyum lalu merangkul Kirana, “Tentu saja, bagiku kamu adalah segalanya.. buktinya aku segera kesini setelah mengetahui kamu ada disini..”

“Sungguh..? Katakan padaku apa yang ada di hatimu saat ini Rama..”

Rama mencium kening Kirana, “Aku sangat mencintaimu, kamu segalanya untukku..”

Kirana sangat bahagia mendengarnya, dia kembali memeluk Rama dan meneteskan air mata bahagia. Tapi tiba-tiba dia kembali merasakan sakit kepala, tapi bukan hanya sakit kepala, dia merasa ada sesuatu yang menekan dadanya hingga terasa sesak.

“Kirana kamu kenapa ?” tanya Rama yang terkejut melihat Kirana menjadi pucat.

Kirana memegang kepalanya sambil memejamkan matanya.

“Sakit sekali..” keluhnya. “Rama.. kepalaku sakit sekali..”

“Aku ambil obat sebentar..”

Rama masuk ke dalam rumah, sementara Kirana masih memegang kepalanya yang seperti mau pecah. Tanpa disadari Kirana, gelang pemberian Rama berpendar warna biru laut.

“Apa yang terjadi padaku ? Kenapa kepalaku sering sakit seperti ini..” gumamnya.

Tiba-tiba Kirana merasa ada yang memegang pergelangan tangannya, dia menoleh dan melihat wanita menyeramkan berambut panjang itu lagi. Belum sempat dia berkata-kata, wanita itu menariknya keluar dari rumah Jaka. Kirana tidak mampu berteriak, kepalanya rasanya sakit bukan main, detak jantungnya menjadi cepat, dan nafasnya menjadi sesak.

“Rama.. tolong..” 

Dia mencoba bicara tapi suara yang keluar hanya seperti bisikan dan kalah dengan gemuruh suara hujan. 

“Kamu siapa ? dan akan membawaku kemana ?” tanya Kirana dengan suara serak.

“Lawang Geni..” jawab wanita menyeramkan itu. “Kamu harus melewati lawang geni..”

Kirana mencoba berontak tapi tenaganya seperti hilang, sakit di kepalanya membuat pandangannya menjadi blur dan tidak jelas. Sekilas dia melihat ke bawah, di tanah yang becek itu tidak ada jejak kaki. Wanita di hadapannya ini tidak memiliki jejak kaki. Kirana membatin hanya ada dua hal yang ada di pikirannya, wanita ini melayang dan tidak menjejak tanah atau ini semua hanya ilusi belaka.

“Apa yang kamu inginkan ?” tanya Kirana lagi.

“Menolongmu..” jawab wanita itu.

“Hah ? Menolongku dari apa ?”

“Menolongmu dari Pangeran Cinta..”

“Tapi sudah ada Rama.. dia akan menolongku dan melindungi aku..”

Lihat selengkapnya