Sabtu malam.. Rama terlihat gelisah, hatinya berdebar-debar, karena malam ini adalah malam minggu pertamanya bersama Maya. Dia harus menghadiri briefing pertama reporter remaja di harian Mentari, bersama perwakilan dari SMA lainnya dan tentunya bersama Maya sebagai partner nya mewakili SMA Trimurti.
“Ngapain kamu mondar mandir begitu ?”
Suara ibunya mengagetkan Rama yang memang sedang berjalan mondar-mandir karena gelisah.
“Ibu ini.. Ngagetin aja..” cetus Rama. “Aku lagi mikirin briefing reporter ntar..”
“Mikirin briefing atau mikirin yang mau di ajak briefing ?” ledek ibunya.
“Hahaha.. Ibu bisa aja..”
“Rama… Kalo kamu masih mondar-mandir, ibu siram air nih..”
Rama tertawa dan langsung kabur, dia sudah rapi mengenakan kemeja casual, dan celana jeans serta sepatu kets, lalu dia mengenakan jaket nya dan mengeluarkan motor nya.
“Kamu ga naik mobil ?” tanya ibunya dari dalam rumah.
“Ngga ah.. enakan naik motor..” sahut Rama.
Setelah mengenakan helm nya Rama langsung melesat keluar dari kompleks perumahannya dan menuju jalan raya. Dia melirik jam tangannya dan terlihat saat itu jam menunjukkan pukul 18.50. Rama merasa hatinya berdegup kencang, karena memang dalam hidupnya ini adalah pertama kali dia akan pergi keluar bersama seorang cewek. Walaupun ini bukan kencan, tapi hati Rama tetap berbunga-bunga. Karena memang dia sangat menyukai Maya.
Tidak lama kemudian, motor Rama memasuki kawasan elit di Taman Galaxy, rumah di situ sangat mewah dan besar-besar. Karena ini memang salah satu kawasan paling elit di Surabaya.
“Mudah-mudahan dia udah siap..” gumam Rama.
Motor Rama berhenti di sebuah rumah yang sangat mewah, halamannya luas, pagarnya cukup tinggi, tanaman yang ada di halamannya terlihat sangat rapi dan terawat. Rama membuka helmnya dan turun dari motornya. Dia lalu berjalan mendekati pagar dan menekan tombol bel pintu di pagarnya.
Tidak lama kemudian muncul seorang ibu-ibu yang mengenakan daster dan berjalan menuju pagar lalu membuka pagar.
“Mas nyari siapa ?” tanya Ibu itu.
“Anu.. Bi.. Saya nyari Maya..” jawab Rama. “Ada Maya nya ?”
“Oh ada mas..Mari masuk aja..”
Bibi itu lalu membuka lebar pagar dan mempersilahkan Rama masuk. Rama melangkah menuju teras rumah dan duduk di kursi yang ada di teras. Bibi itu masuk lewat garasi dan mengunci pintu garasi. Rama jadi semakin berdebar-debar, tangannya berasa dingin karena gugup. Lututnya bahkan terus bergoyang karena gugup.
Tidak lama kemudian, Maya muncul dari pintu dan tersenyum manis pada Rama.
“Hai..” sapanya pada Rama.
Rama terdiam, dia terpesona pada penampilan Maya di hadapannya. Maya mengenakan t shirt putih v neck dibalut jaket jeans biru, kemudian mengenakan celana jeans dengan sepatu kets berwarna biru laut. Rambutnya di bando dengan bando kain warna biru laut. Senyumannya benar-benar mempesona Rama dan membuatnya terbengong.
Maya melambaikan tangannya pada Rama, “haiii.. kamu ko bengong”
“Eh iya..” jawab Rama gugup. “Anu.. Kamu udah makan ?”
“Makan..?” Maya tertawa. “Kita kan mau ke kantor Mentari..”
“Eh iya.. Anu.. maksud aku.. kan kita ke sana pasti sampai malem.. apa kamu ngga makan dulu.. biar laper.. eh biar ga laper..”
“wkwkwk”
Maya tertawa melihat Rama yang salah tingkah. Dia lalu mendekati Rama dan tersenyum manis. Ini malah membuat Rama makin kikuk. Lalu Rama berdiri dan berusaha menenangkan diri.