Rama's Story : Pandawa Lima - Beginning

Cancan Ramadhan
Chapter #2

Chapter 1 - Padepokan Teratai Putih

Kirana dan Indira sampai di ujung jalan setapak yang panjangnya hampir dua kilometer, dan berliku-liku. Kini mereka tiba di sebuah pintu gerbang yang terbuat dari kayu dan berbentuk gapura.

“Ini gerbang masuk perguruan Teratai Putih..” kata Indira.

Kirana mengangguk dia melihat setelah pintu gerbang itu ada tangga menuju ke atas yang terbuat dari batuan yang di semen dan di ratakan, anak tangga itu sangat banyak, Kirana bahkan tidak bisa melihat ujungnya.

“Jadi ini anak tangga yang tadi kamu bilang ?”

“Iya.. Panjang kan..” jawab Indira. “Apa kamu sanggup ?”

“Sanggup kok.. Cuman ini jalan menuju ke atas kan ?”

“Iya ini satu-satunya jalan.. Dulu Rama sering naik turun tangga ini dengan membawa ember air di kedua tangannya..”

“Hah ?? Bawa air ?”

Indira tertawa, “Iya.. itu bagian latihannya.. Yuk kita naik..”

Kirana menghela nafasnya, lalu mengikat rambutnya yang indah, dan mulai berjalan mengikuti Indira yang sudah lebih dulu melangkah dan menaiki tangga. Kirana menyalakan kamera di HP nya dan mulai merekam video lalu dia berbicara sendiri di depan HP nya..

“Hai semua.. Aku lagi di pintu gerbang Padepokan Teratai Putih.. Ini awal perjalanan aku menelusuri masa lalu orang yang paling aku sayangi.. Jadi buat kalian semua, kalo lu sayang ma seseorang apalagi pake banget.. kamu mesti tahu segalanya tentang dia agar kamu bisa mengetahui semua sisi relung hatinya tanpa kecuali..”

Indira tersenyum sambil melirik Kirana. Sementara Kirana masih mengobrol sendiri dengan posisi selfie.

“Kamu live di IG ?” tanya Indira. “Kan disini ga ada sinyal.. Susah sinyalnya..”

“Ngga kok..” jawab Kirana. “Ini cuman recording aja.. ntar aku upload kalo dah selesai dari sini..”

Kirana dan Indira terus berjalan menaiki tangga yang memang berliku-liku, hingga beberapa saat kemudian keringat mulai mengucur di wajah Kirana. Indira tersenyum melihatnya.

“Cape ya ?” tanyanya. “Kamu mau istirahat dulu ? Tapi kalo tar kebanyakan istirahat, kamu malah susah bergerak lho..”

Ini masih jauh ya ?” tanya Kirana. “Ko kayaknya ini tangga ngga ada ujungnya..”

Indira tertawa kecil, “Ya udah kita rehat sejenak ya..”

Indira lalu bersandar pada pagar tangga, dan melihat indahnya pemandangan hijau perkebunan teh dari ketinggian. Kirana duduk di tangga dan meluruskan kakinya, lalu mengambil air mineral dari tas ranselnya dan meminumnya.

“Kirana..” kata Indira. “Boleh aku tanya sesuatu..?”

Kirana mengangguk sambil tetap minum air mineralnya dan melirik Indira.

“Tadi pas kamu bikin video.. Kamu bilang kamu sangat menyayangi Rama.. Apa itu benar ?” tanya Indira.

Kirana mengangguk lagi, dia masih meminum air mineral sambil melihat ke Indira.

“Kirana.. Maaf aku mau nanya..” kata Indira. “Kamu ini profesinya apa ?”

“Aku dokter..” jawab Kirana.

“Wow… Dokter ? Lalu kamu kenal Rama dimana ?”

“Dia tetangga ku dulunya…”

“Dulunya ?”

“Iya sebelum dia menikah, aku…”

“Tunggu..” potong Indira. “Rama menikah ? Dengan Gita ?”

Kirana menggeleng, “Kamu mau dengar cerita lengkap nya ?”

Indira mengangguk, Kirana lalu berdiri dan mengajaknya kembali berjalan melanjutkan perjalanan dengan menaiki tangga padepokan yang sangat panjang. Kirana lalu menceritakan segalanya tentang Rama sembari berjalan. Indira tampak sangat terkejut, lalu marah, tertawa, dan sedih, ekspresinya berubah sesuai alur cerita dari Kirana terutama puncak derita Rama (Rama’s Story : Virgo – Dark Horizon) saat bertemu musuh terbesarnya, Van Vossen.

“Jadi saat ini Rama sudah sendiri lagi ?” tanya Indira. “Aku jadi ingin tahu seperti apa Virgo itu ? Apa dia lebih cantik darimu ? Ko kayaknya Rama cinta mati ama dia ?”

Lihat selengkapnya