Rama's Story : Virgo Chapter 3 - Back In Time

Cancan Ramadhan
Chapter #3

Chapter 2 - KEMBANG DAN PELANGI

“Priiiiiiiiiiiiiitttttttt…..”

Suara peluit itu nyaring sekali. Ya, Doni meniupnya dengan sangat keras sehingga terdengar sampai ke lantai bawah dimana para team sales sedang berkumpul. Suara peluit itu merupakan ciri khas Doni dalam memanggil team untuk segera berkumpul di ruang Briefing.

Hari itu hari Senin, pukul 8 pagi dimana semua sales wajib hadir tanpa kecuali untuk weekly meeting dan evaluasi membicarakan target dan pencapaian.

Semua sales berjalan menaiki tangga menyebabkan suara derap kaki nya seperti irama msuik rap, drap.. drap..drap.. lalu satu persatu memasuki ruangan briefing. Deretan yang masuk terakhir adalah 3 anak baru yang tidak menggunakan seragam merah seperti sales yang lain, mereka menggunakan seragam putih. 1 cowok dan 2 cewek, Virgo adalah salah satunya.

Doni memanggil Rama yang ada di dalam ruangannya.

“Ayo om… “ kata Doni sembari menggerakkan kepalanya mengajak Rama untuk masuk ke ruang Briefing.

Rama mengangguk sambil nyeruput coklat hangat kesukaannya. Tidak lama kemudian keduanya berjalan memasuki ruang briefing. Ruang briefing itu cukup luas, berukuran 4x8 meter. Disebelah kiri pintunya terdapat white board yang besar, sedangkan kursi di dalam ruang briefing itu di jajarkan dengan membentuk huruf U mengitari dinding ruangan dan menyisakan tempat yang cukup luas di tengahnya.

Rama dan Doni memasuki ruangan, Rama langsung menuju salah satu kursi yang kosong di tengah tim sales, sementara Doni menutup pintu dan berdiri di depan semuanya.

“Pagi Team… “ Doni berkata lantang.

“Pagiiiii…” jawab semuanya serempak.

“Kabar baik ?” tanya doni lagi.

“Luar Biasa… “ kembali semua serempak menjawab.

Doni menghela nafas sejenak, lalu melanjutkan berkata-kata,

“Ok, hari ini saya lihat semuanya datang tepat waktu dan tidak ada yang terlambat, biasanya ada aja tuh yang dateng telat..”

Doni mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan,lalu tangan nya memberi isyarat pada ketiga anak baru yang memang belum menggunakan seragam agar maju ke depan.

“Kalian bertiga kesini,”

Ketiga anak baru itu maju dan berdiri di sebelah Doni.

“Ehemm.. Ehem… “ suara-suara sales cowok keluar semua seperti paduan suara kucing rusak. “uhuk.. uhuk.. meooong…”

“Husss… Kenapa sih kalian ini..” Doni sedikit melotot ke anak-anak cowok yang celamitan.

Iwan tertawa paling keras. Iwan adalah sales paling senior disitu.

“Hahaha.. Bapak sih menghalangi pemandangan..” katanya.

Posisi Doni memang persis berdiri di depan Virgo sehingga Virgo tertutup dari pandangan audience yang ada di ruang briefing itu.

Doni lalu menoleh ke belakang ke arah Virgo lalu menarik tangannya..

“Kamu disini lah.. Ngapain di belakang saya ?” katanya.

Virgo lalu maju ke depan Donie dan di ikuti dua orang lainnya sehingga ketiganya berdiri sejajar sekarang.

“Coba sekarang kenalin diri ke temen-temen kalian..” kata Donie mempersilahkan..

Cewek yang berdiri paling kiri memperkenalkan dirinya.

“Pagi teman-teman… “katanya dengan sedikit malu-malu.

“Pagiiiiiiiiii…. “ jawab semuanya serempak

“Nama saya Ailin Setyarini.. Panggilannya Alin..” logat jawanya sedikit medok, “saya tinggal di dekat kantor ini, dan baru lulus SMU, jadi belum pernah bekerja sebelumnya.”

Alin berkulit coklat dan berambut sebahu, tatapan matanya cukup tajam dan penampilannya sedikit tomboy.

Lalu setelah itu giliran cowok yang ditengah memperkenalkan diri.

“Pagi teman-teman.. Nama saya Raymond,” dengan suara sedikit melambai. “Panggil aja saya Radu…”

“Ko jauh amat jadi Radu..?” tanya Iwan.

“Ih situ kepo deh..” jawab Radu.”Nama-nama saya ini, suka-suka saya dong..”

Wkwkwkwkwk… Semuanya tertawa melihat sikap Radu yang memang kemayu dan mirip Banci.

“Husss “ .. sergah Doni. “Jangan diketawain.. Yang kayak begini ini langka lho”

“Ih Pak Bos…” Radu menjawab sambil memegang pundak Donie. “Emang saya harimau sumatra ? Langka… Sebeeel…”

Doni tertawa keras, Rama yang dari tadi duduk juga ga tahan tertawa sampai terpingkal-pingkal dan ga berhenti.

Vanny yang duduk di sebelah Rama, menepuk-nepuk bahu Rama.

“Pak.. Udah pak… sadar pak… “ katanya sembari tertawa kecil karena melihat Rama ga berhenti tertawa.

Iwan tiba-tiba bersuara

“Bro Radu…” katanya. “Udah punya cewek belum…?” tanyanya.

“Ih sembarangan manggil Bro..” kata Radu. “ Sis atuh… lagian situ kepo banget deh..”

Lagi-lagi semuanya tertawa keras, suasana berubah jadi kacau. Tertawa, siulan, ejekan, dan berbagai kata terdengar.

“Udah… udah” kata Doni. “Udah ah, tambah ngaco ntar… sekarang giliran kamu”

Donie menepuk pundak Virgo yang dari tadi juga kelihatan menahan tawa melihat sikap Radu.

Ketika Virgo bersiap memperkenalkan diri, seketika suasana menjadi tenang.

“Pagiiiii semuanya…” Virgo membuka kata

‘Pagiiiiiiiiiiiiii…. “ jawab semuanya serempak

“Nama saya Virgo Evangelista… Panggil aja Virgo, saya sebelumnya bekerja di asuransi, dan sekarang pingin jadi sales yang sukses disini..”

Iwan mengangkat tangannya

“Neng..”katanya memotong. “emang yakin mau jadi sales.. situ kan putih bersih ntar jadi dekil lho.. “

Lihat selengkapnya