Di sebuah Taman Mawar yang indah di Cipanas.
Rama tampak dengan santai berjalan menuju gazebo yang ada di ujung taman, Rama melintasi kebun mawar yang indah dengan warna yang sejuk seperti pink, ungu, putih, dan juga merah. Rama lalu tiba di gazebo dan tampak Gita sudah duduk bersila di dalam gazebo itu. Rama lalu duduk di sebelahnya dan meluruskan kaki nya.
“Indah sekali kebun mawar ini..” kata Gita. “Ini untuk Cintya ? Setauku dia lebih suka dengan Anggrek daripada mawar..”
“Bukan untuk Cintya.. Kebun ini sudah aku beli sekitar tujuh tahun yang lalu, dan memang akhir-akhir ini baru tumbuh semakin subur mawar disini sejak ada yang merawat dan menjaganya.. Tuh kedua orang itu.. Bapak Agus dan istrinya..” jawab Rama. “Dan kebun ini tadinya untuk seseorang yang sangat menyukai mawar dan kalo udah lihat mawar, dia ceroboh kalo megang karena saking senengnya, dan sering tertusuk duri nya..”
Gita tertawa kecil, “Aku dong… Kamu beli ini buat aku ?”
“Iya, waktu itu kan kita masih pacaran.. Aku pingin menikah denganmu dan membuat acaranya di kebun ini..” jawab Rama. “Tapi kamu malah putusin aku.. lagi.. ke tiga kali lho.. satu lagi dapat gelas..”
Gita kembali tertawa, lalu dia mencubit pipi Rama.
“Aku putusin kamu justru karena sayang ama kamu..” kata Gita.
“Bodo amat..” tukas Rama. “Rumit nurutin pemikiran kamu..”
“Wkwkwk…” Gita tertawa terbahak-bahak. “Lagian kan udah ada Cintya sekarang.. Setidaknya kamu ada di tangan wanita yang sangat tulus ama kamu..”
“Lalu.. Kenapa kamu minta ketemu ?” tanya Rama.
“Kenapa kamu nentuin tempatnya disini..?” tanya Gita.