Rambu-Rambu Masa Lalu

Lovaerina
Chapter #11

Bab 11 - Jaga Jarak Aman

Rapat pagi ini sudah dijadwalkan sejak dua pekan yang lalu. Para karyawan juga mendapat pesan pengingat melalui pesan siaran yang dikirimkan langsung oleh atasan mereka kemarin siang melalui chat. Kabarnya akan ada pengenalan Kepala Divisi Legal baru untuk menggantikan Kepala Divisi lama yang telah mengajukan cuti melahirkan karena kandungannya sudah memasuki bulan persalinan menurut prediksi dokter.

Desas-desus yang santer beredar, sosok pengganti tersebut adalah seorang cowok dan lebih muda dari Kepala Divisi sebelumnya. Beberapa karyawan perempuan bahkan mulai mengatur ancang-ancang kalau ternyata dia masih lajang. Kecuali Bulan yang memang sudah pasrah dengan keadaan. Meski ingin bertemu jodohnya sesegera mungkin, Bulan enggan terburu-buru juga. 

Suasana hati Bulan sudah baik-baik saja setelah Ramadzan menghiburnya setiap hari tanpa henti. Baik bertatap muka secara langsung, maupun melalui pesan teks yang dikirim dan saling bertukar pesan suara. Bulan tidak lagi galau karena pertemuannya dengan sang mantan beberapa waktu yang lalu. Ramadzan adalah terapis kesehatan mental terbaik bagi Bulan dan tanpa dipungut biaya juga.

Setiap cewek jomlo butuh banget temen kayak Rama. Bulan pikir demikian. Hidup lajang tidak begitu mengerikan karena ada Ramadzan di sisinya.

“Aku sedih kita bakal pisah sama Bu Meira.”

Bulan mencuri dengar obrolan karyawan perempuan di sebelahnya. Mereka berada di dalam ruangan berukuran delapan kali lima meter persegi yang biasa digunakan untuk mengadakan pembahasan penting. Beberapa kursi kerja disusun mengelilingi meja berlapis kaca tebal. Di tengah meja itu terdapat proyektor dan berbagai alat tulis, seperti pulpen, pensil, dan sticky notes. Sebuah papan putih yang juga dilapisi kaca tebal, tertempel pada dinding berseberangan dengan pintu masuk. 

Rapat yang dijadwalkan pukul sembilan pagi belum kunjung dimulai karena menunggu kehadiran direksi mereka. Jadi, sebagian karyawan masih asyik berbincang satu sama lain meskipun harus sedikit berbisik-bisik.

“Cuma tiga bulan, kok.” Pegawai perempuan lain menimpali ucapan temannya.

“Tapi, aku dengar Bu Meira ada kemungkinan resign abis lahiran. Katanya mau fokus urus keluarga. Tau sendiri kan bisnis suaminya juga moncer. Nggak perlu lagi lah susah-susah kerja sama orang lain.”

Bulan hanya mendengarkan, enggan menimpali karena memang tidak tahu begitu banyak tentang keluarga atasannya itu. Lagi pula, bongkar pasang pegawai adalah hal yang lumrah di perusahaan mana saja. Meskipun memiliki status sebagai karyawan tetap, bukan berarti suatu saat tidak akan memilih berhenti dan digantikan dengan orang baru. Atau justru diberhentikan karena suatu alasan.

Beberapa saat kemudian, seorang direktur perusahaan memasuki ruangan dan memulai rapat. Selain mengenai pergantian Kepala Divisi, rapat ini juga akan membahas kontrak-kontrak kerja sama yang perlu dijalankan atau diperbarui, serta mengevaluasi kinerja para karyawan. 

“Baik. Sebelum kita membahas mengenai kontrak dan evaluasi kerja. Saya perkenalkan Kepala Divisi baru yang akan bekerja sama dengan kalian.” Direktur menoleh ke arah kirinya, lalu mengisyaratkan orang yang dimaksud untuk maju. 

Semua orang terpana saat cowok dengan tubuh tinggi menjulang sekitar 180-an sentimeter kini berdiri di samping kiri Direktur. Dia melempar senyum tipis menawan, lalu mengedarkan tatapan hingga berhenti pada sepasang mata yang sedang membelalak, menatapnya tidak percaya.

“Ya ampun! Ganteng banget,” bisik pegawai perempuan di sebelah Bulan.

Visual cowok itu memang bukan kaleng-kaleng. Selain postur tubuh bak peragawan, dia memiliki fitur wajah rupawan. Rahang tegas membingkai kedua pipi mulusnya. Bibir tipisnya berwarna merah alami karena tak tersentuh nikotin. Tulang hidung tinggi. Serta sepasang mata tajam di bawah alis tebal. Jangan lupakan jidat lapang yang terpampang dengan tatanan rambut disisir rapi ke atas.

“Perkenalkan, saya Ramzy Syahreza yang akan menjadi Kepala Divisi Legal mulai hari ini,” ucap cowol jangkung itu memperkenalkan diri.

Lihat selengkapnya