Rambu-Rambu Masa Lalu

Lovaerina
Chapter #21

Bab 21 - Tikungan Tajam

“Seneng banget sendirian, sih?” Ramzy meletakkan kantong plastik di sebelah kanan laptop Bulan.

Seperti biasa, lagu-lagu pop Korea menemani aktivitas Bulan. Ramzy duduk di sebelahnya tanpa meminta persetujuan. Bulan pun tidak bisa mengusirnya.

“Kalau mau jajan apa-apa, kamu bilang aja ke aku. Aku bisa beliin lho, daripada kamu pesan sendiri kayak gini,” ujar Ramzy.

Bulan sontak menatap Ramzy dengan kedua alis terangkat, tidak mengerti maksud ucapanya. Hingga Ramzy menunjuk kantong plastik menggunakan ekor matanya. Bulan dengan ragu meraih kantong plastik itu dan membukanya, lalu mengeluarkan satu gelas minuman boba serta tiga buah croffle dari dalam kantong kertas. Ada secarik kartu ucapan juga.

Bulan membaca pesan yang tertulis pada kartu ucapan tersebut.

To : Rembulan Bersinar.

Kalau kurang manis, lo ngaca aja sambil senyum, ya. Siapa tau manisnya ketinggalan di sana.

Tolong balas chat gue sekali aja. Sehuruf doang juga gak masalah.

Btw, motor gue kangen sama lo.

From : Idol Kesayangan 

Bulan tahu betul siapa pelaku pengiriman paket makanan itu. Tanpa disadari, sudut bibir kanannya terangkat. Sudah lama sekali dia mengabaikan Ramadzan. Jujur saja dirinya rindu juga pada cowok itu.

‘Gue kangen tingkah konyol lo,’ Bulan berujar dalam hati.

Senyum tipis Bulan tertangkap oleh mata Ramzy. Dia menyimpulkan kalau bukan Bulan sendiri yang memesan makanan itu. Jadi, Ramzy memasukkan kembali boba serta croffle itu ke dalam kantong kertas dan merebutnya dari Bulan. Si posesif yang sebenarnya tidak ingin disaingi, tetapi malah memberi kesempatan pada cowol lain untuk memperebutkan Bulan. Aneh memang.

“Kamu ngapain, sih?” tegur Bulan kesal, sampai lupa menggunakan bahasa formal.

“Makanan kayak gini nggak sehat. Kita makan di luar aja. Udah jam makan siang juga.” Tanggapan Ramzy datar sekali.

“Tapi, aku suka semua makanan itu,” debat Bulan keras kepala.

Bulan bukan pemilih makanan mana yang sehat dan tidak. Selagi cocok di lidah dan tidak membuat dompetnya menjerit tercekik, dia akan makan apa saja. Terlebih lagi, kalau makanan itu gratis.

“Sini balikin!” pinta Bulan.

Makanan gratis masih menjadi daya pikat bagi Bulan. Apalagi boba dan croffle adalah kesukaannya meskipun dia memang menyukai semua makanan manis. Selain itu, dirinya tidak mungkin mengabaikan apa pun yang dibelikan oleh Ramadzan. Bulan tahu cowok itu sama seperti dirinya yang gemar menghemat uang.

“Oke. Aku balikin nanti. Sekarang kamu makan siang dulu sama aku.” Ramzy memberi syarat.

Bulan menjeling sekilas. Ramzy jadi semakin menyebalkan setelah mereka bertemu kembali. Sepertinya Ramzy dirasuki arwah jahat dari Jepang.

“Kalau kamu nggak mau, aku buang makanan ini,” ancam Ramzy.

“Jangan! Itu dari Rama.” Bulan tentu tidak akan membiarkan boba dan croffle tersebut terbuang sia-sia.

Lihat selengkapnya