"Matahari serasa membakar kulit dalam perjalanan pulang bersama kedua temanku, Sarah dan Clara. Saat itu, kami berjalan kaki.
“Dah, Sarah ...dah, Clara ...,” kataku di depan rumah.
“Dah, Maya ...,” balas mereka kompak.
Aku membuka pintu gerbang dan menutupnya kembali, lalu bergegas memasuki rumah. Matahari siang ini panas sekali. Aku tidak kuat berlama-lama di luar.
“Assalamu ‘alaikum!” ucapku.
“Wa ‘alaikum salam, Kak,” jawab Oliv, adikku.
Nama lengkapnya, Olivia Apriliani Nista.
“Kamu sendirian di rumah?” tanyaku.
“Iya,” sahut Oliv sambil tersenyum lebar.
“Anak pintar,” pujiku.
Oh iya, kalian tahu tidak mengapa aku memuji Oliv? Karena, Oliv berani ditinggal sendiri di rumah. Padahal, baru TK B, lho. Hebat, kan? Siapa dulu, dong, kakaknya ... hehehe ....
Aku langsung meletakkan tas sekolah di kursi meja belajarku, lalu mengganti seragam dengan pakaian santai. Aku memilih mengenakan celana pendek bermotif polkadot dan kaus bertuliskan “Bali” oleh-oleh dari tanteku. Setelah itu, aku langsung mengambil air wudhu dan mengerjakan shalat Zhuhur.
“Kak Maya!” panggil Oliv dari ruang televisi.
“Ada apa, Oliv?” tanyaku sambil melipat sajadah.
“Kita makan, yuk! Oliv belum makan, nih!” ajak Oliv.
“Baiklah,” jawabku.
Aku dan Oliv segera menuju ruang makan. Ternyata, mama sudah menyiapkan menu makan siang yang sangat kami sukai. Kalian tahu? Spaghetti bolognaise! Sebetulnya, kami sangat jarang makan siang di rumah. Biasanya, aku dan Oliv selalu makan siang di sekolah, demikian juga kedua orangtuaku yang sama-sama bekerja, mereka pasti makan siang di luar rumah.
Setelah kenyang, aku segera membereskan meja makan dan mencuci piring yang kotor. Oliv ikut membantu membereskan meja saja. Aku dan Oliv memang diajarkan untuk mengerjakan segala sesuatu sendiri. Apalagi, di rumahku tidak ada pembantu.
“Kita nonton film, yuk!” ajakku kepada Oliv seusai membereskan meja makan dan mencuci piring.
“Nonton film apa? Memangnya, Kak Maya enggak ada PR?” tanya Oliv. “Kebetulan, enggak ada. Nonton film Kungfu Panda saja,” kataku bersemangat.
“Oke,” ujar Oliv.
Kami bergegas ke ruang keluarga dan memutar film tersebut. Ternyata, filmnya lucu. Kalian pasti sudah nonton juga, kan?
Dua jam kemudian ....
“Wah, lucu banget filmnya, ya,” kata Oliv.
“Iya, padahal, kita sudah beberapa kali menontonnya,” kataku sambil tertawa.
“Oh iya, Kak ... besok Shafira ulang tahun, lho,” celetuk Oliv.
“Shafira yang suka main ke rumah kita itu?” tanyaku. Shafira merupakan sahabat karib Oliv satu sekolah. Dia sering bermain di rumahku.
“Iya, aku diundang. Aku pengin ngasih kado, Kak,” kata Oliv.
“Nanti, kalau mama dan papa sudah pulang, kita bilang pengin beli kado untuk Shafira, oke?” kataku. “Oke!” sahut Oliv.