"Melati berjalan ke kamar mandi tanpa semangat. Hmmm ... tahukah Teman-Teman apa yang membuatnya tidak bersemangat? Apakah karena hari ini merupakan hari pertamanya masuk ke kelas 6? Bukan, bukan karena itu! Dia tidak bersemangat karena pindah ke sekolah yang berbeda 180 derajat dengan sekolahnya yang dulu.
Keluarga Melati terpaksa pindah ke desa karena orangtua mamanya sakit keras. Mama Melati harus merawat orangtuanya. Makanya, papa memutuskan pindah ke desa.
“Sayang ... kok, kamu tidak bersemangat, sih?” tanya mama sebelum Melati masuk ke kamar mandi.
“Ya iyalah, Ma! Gimana mau semangat? Masak gadis gaul kayak aku harus sekolah di SD kampung? Enggak banget, deh! Apa kata teman-teman kalau mereka tahu? Iiih ...!” kata Melati.
“Hus! Kamu tidak boleh ngomong begitu!” tegur papa.
“Whatever!” jawab Melati kesal. Dia pun segera masuk ke kamar mandi karena takut diceramahi oleh papa dan mamanya. Melati, Melati ... hehehe ....
***
Seusai mandi, Melati mengeringkan tubuh, lalu mengenakan seragam barunya, kemeja putih dan rok merah hati, yang benar-benar norak menurutnya. Kalau di sekolah dulu, sih, selain memakai kemeja putih dan rok merah hati, juga mengenakan dasi dan rompi wol bergambar lambang sekolahnya. Begitu, Teman-Teman ... padahal, kan, tidak apa-apa, ya? Ah, Melati memang tidak pernah menghargai hal-hal yang ada di sekitarnya.
Dengan berat hati, Melati mengenakan seragam baru dan memakai jilbabnya. Dia juga membedaki wajah dan memoles bibirnya dengan lip balm. Setelah itu, Melati langsung menuju ruang makan. Oh iya, meskipun di desa, tapi rumah Melati cukup besar, kok.
“Please, deh ... ini, tuh, di desa, bukan di kota. Hellooow! Kamu sadar enggak, sih?” cerocos Lily, kakaknya Melati.
“Ya sadar, dong ... di sinilah aku terpuruk! Hahaha ... please deh, diam saja kamu, Lily!” ujar Melati. Melati memang memanggil kakaknya dengan menyebut nama langsung. Maklum, orang kota! Apalagi, Melati ... uh, dia enggak secantik namanya, lho ....
“Kalau sadar, kenapa harus dandan kayak gitu?” tanya Lily.
“Enggak ada di kamusku pergi ke sekolah tanpa dandan!” seru Melati.
“Kamu sama saja dengan adikmu!” kata Lily sambil melirik kepada Rose, adik mereka yang kini duduk di kelas 3 SD. Seperti Melati, Rose juga memang senang berdandan.
“What are you talking about? Are you talking about me?” celetuk Rose yang merasa namanya disebut. Melati sekeluarga memang pandai berbahasa Inggris. Maklum, mereka memang pernah tinggal di Inggris.
“Hentikan bicara Inggrismu! Aku enggak suka mendengarnya!” ujar Lily ketus. “Dan, kamu Melati! Jangan kecentilan!”
“Whatever!” kata Melati dan Rose bersamaan.