Riau, awal tahun 1943
Yamaguchi Ryu berlari menembus malam yang gerah. Ia mendapat kabar, bahwa malam ini salah satu kompi akan bergerak mengambil para gadis Riau untuk dijadikan pelayan nafsu para tentara Jepang. Tak mengindahkan bulir keringat yang mengucur di punggungnya, sepatu boot Ryu yang menapak tanah berdebu itu bergegas ke rumah Farida Ainur, kekasihnya.
Ryu menyesali keputusannya ikut berpesta di rumah Segawa Ichiro, lelaki pemilik usaha perkebunan di Riau jauh sebelum Jepang menjajah Indonesia. Otaknya penuh pengandaian ... Andai ia tidak ikut pesta, andai ia hanya di barak, andai ia memilih pergi ke rumah Ainur dan berdamai dengannya.
Nyatanya, dia memilih pergi ke pesta, membiarkan kemarahan menguasainya, sehingga ia tidak datang ke rumah Ainur.