Menghormati orang yang lebih tua adalah bagian dari adab Islam. Tiada yang mengabaikannya dengan sengaja, kecuali kebaikan akan menjauh darinya. Sebaliknya orang tuapun harus menghargai dan memperlakukan orang yang lebih muda dengan baik.
Ada seorang tua ingin bertemu dengan Nabi saw. Akan tetapi, para sahabat lamban dalam memberikan tempat duduk untuknya.
Mendapati hal tersebut, Nabi saw. pun bersabda, "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda dan menghormati orang yang lebih tua." (HR Ahmad dan ATh-Thabrani dari Ibnu Abbas, Shahih Jami' Ash-Shaghir, No. 5445)
Dalam riwayat Ahmad dan Al-Hakim dari Ubadah bin Shamit ra. disebutkan, "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua, sayang kepada yang lebih muda dan mengenali hak ulama." (Shahih Jami' Ash-Shaghir, No. 5443)
Bahkan, mengabaikan terhadap adab kepada yang lebih tua bisa menjadi pertanda hadirnya kemunafikan pada diri seseorang.
Rasulullah saw. bersabda, "Tiga golongan yang tidak akan ada orang yang menghina mereka selain orang munafik: orang tua Muslim, ulama dan pemimpin yang adil." (HR Ath-Thabrani dari Abu Umamah ra.)
Birrul Walidain (Arab: بر الوالدين) adalah bagian dalam etika Islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua. Yang mana berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu (wajib) ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim. Setiap muslim wajib mentaati setiap perintah dari keduanya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah. Birrul walidain merupakan bentuk silaturahim yang paling utama.