Buku ini lahir pada masa yang unik, yang dipercaya banyak orang sebagai peristiwa sekali seumur hidup, yakni Pandemi Covid-19. Masa pandemi, yang memaksa jutaan manusia di dunia mengurung diri di rumah masing-masing, menimbulkan kelumpuhan pada banyak aspek secara global, dan di sisi lain melahirkan banyak inovasi di tengah keterbatasan.
Buku ini juga menjadi pengalaman unik bagi saya, mulai dari topik, proses riset, dan tantangan penulisan. Meski bukan karya nonfiksi saya yang pertama, Rantai Tak Putus memberi saya pengalaman serbabaru. Menuliskan buku ini membuka mata saya terhadap betapa krusialnya UMKM bagi perekonomian bangsa. Hidup kita setiap harinya ditopang dan dikelilingi jutaan UMKM. Karenanya, perbaikan kualitas UMKM tak ubahnya perbaikan kualitas masyarakat. UMKM yang berhasil meningkatkan kelasnya tidak terbatas pada peningkatan kondisi ekonomi, tetapi juga sumber dayanya, cara berpikir, dan mentalitas.
Secara kuantitas, jumlah industri besar di Indonesia sangat sedikit dibandingkan usaha kecil dan menengah. Namun, kekuatan para raksasa ini luar biasa besar. Ketika salah satu dari raksasa tadi memutuskan untuk fokus pada perbaikan UMKM, dampaknya sangat berarti. Upaya empat dekade yang dilakukan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra, yayasan yang didirikan oleh PT Astra International Tbk untuk memajukan UMKM, merupakan sumbangan yang amat berharga. Memberikan kail kepada UMKM, bukan ikan. Ilmu, bukan sekadar dana. Dibutuhkan kesabaran, ketekunan, serta ketangguhan di segala lini untuk bisa konsisten melakukannya. Itulah yang akhirnya menggerakkan saya untuk ikut terlibat mewujudkan buku Rantai Tak Putus ini. Saya merasa, semangat YDBA perlu disebarkan, direplikasi, dan diterapkan.