Zhahir menatap sekeliling ruangan dengan penuh rasa ingin tahu. Ia menyentuh dinding, mengamati lampu gantung, lalu mendekati sebuah benda persegi panjang yang tergantung di dinding.
Zhahir: Menunjuk pada televisi “Apa benda aneh ini, Mira?”
Mira: Tertawa “Itu televisi. Kita bisa menonton berbagai macam acara di sana.”
Zhahir: Tercengang “Menonton? Apa maksudmu?”
Mira: “Ya, kita bisa melihat gambar yang bergerak dan mendengar suara dari jauh.”
Zhahir mencoba menyalakan televisi. Ia menekan beberapa tombol dengan bingung.
Zhahir: “Kenapa tidak ada yang terjadi?”
Mira: Menjelaskan dengan sabar “Kau harus menekan tombol ini dulu.”
Mira menunjukkan cara menyalakan televisi. Zhahir terpukau melihat gambar-gambar yang muncul di layar.
Zhahir: “Sungguh luar biasa. Aku belum pernah melihat benda seperti ini sebelumnya.”
Zhahir kemudian menemukan sebuah benda kecil yang dapat mengeluarkan cahaya.
Zhahir: “Apa ini?”
Mira: “Itu lampu senter. Kau bisa menggunakannya untuk menerangi tempat yang gelap.”
Zhahir mencoba menyalakan lampu senter dan menyorotkan cahayanya ke sekeliling ruangan.
Zhahir: Tertawa “Ini seperti memiliki bulan kecil di tanganku.
Mira: Tertawa “Kau memang lucu, Zhahir.”
Mereka berdua duduk di ranjang. Suasana menjadi hening sejenak.
Zhahir: Menghela nafas “Aku merasa sangat kecil di dunia ini. Segala sesuatu begitu berbeda dari zaman ku.”
Mira: “Aku mengerti perasaanmu. Tapi, jangan khawatir. Aku akan selalu ada untukmu.”
Zhahir menatap Mira dengan penuh syukur.
Zhahir: “Terima kasih, Mira. Kau membuatku merasa tidak sendirian.”
Mira sedang menyiapkan sarapan. Zhahir penasaran melihat berbagai macam makanan yang ada di atas meja.
Zhahir: “Apa semua ini, Mira? Bau harum sekali.”
Mira: “Ini sarapan. Ada roti panggang, telur mata sapi, dan jus jeruk. Mau coba?”