Mira dan Anya duduk berhadapan, di atas meja tertumpuk buku-buku kuno dan artefak-artefak misterius. Cahaya lilin menerangi wajah mereka yang serius.
Mira: "Jadi, kesimpulannya, cincin ini bereaksi terhadap darah seseorang yang terikat oleh rantai takdir. Darah Zhahir memicu reaksi itu, dan kita tahu bahwa Zhahir adalah orang yang terkena kutukan."
Anya: "Betul sekali. Prasasti kuno itu juga menyebutkan tentang 'darah yang terikat oleh takdir'. Ini artinya, prasasti itu juga akan bereaksi jika disentuh oleh orang yang terkena kutukan."
Mira: "Tapi, bagaimana cara kita memastikannya? Kita tidak bisa sembarangan mencari orang yang terkena kutukan."
Anya: "Kita perlu mencari petunjuk lebih lanjut di prasasti itu. Mungkin ada simbol atau kata-kata kunci yang bisa kita gunakan untuk mengungkap rahasia rantai takdir ini."
Mereka berdua kembali fokus pada prasasti kuno itu. Mereka mengamati setiap detail, setiap ukiran, dan setiap simbol yang terukir di atasnya.
Mira: "Lihat, Anya, ukiran ini menarik. Dua orang yang saling menatap, seolah terhubung oleh sesuatu yang tak kasat mata. Apa mungkin mereka adalah dua ujung dari rantai takdir?"
Anya: "Bisa jadi. Mungkin mereka mewakili dua kutub yang saling berlawanan, tapi terikat satu sama lain. Seperti yin dan yang dalam filosofi Tiongkok."
Anya: "Bulan sabit... itu sering dikaitkan dengan siklus dan perubahan. Mungkin saja simbol ini mewakili siklus takdir yang terus berulang."
Mira: "Kalau begitu, kita harus mencari tahu lebih banyak tentang simbol bulan sabit ini. Mungkin ada catatan sejarah atau legenda yang terkait dengan simbol ini."
Anya: "Dan kita juga harus mencari tahu lebih lanjut tentang orang-orang yang memiliki hubungan dengan kerajaan ini. Mungkin ada keturunan dari keluarga kerajaan yang juga terkena kutukan."
Mira: "Tapi, bagaimana jika kita salah? Bagaimana jika kita malah membahayakan diri kita sendiri?"
Anya: "Kita harus berani mengambil risiko, Mira. Jika kita ingin mengakhiri rantai takdir ini, kita harus bertindak. Lagipula, kita tidak bisa hanya duduk diam dan menunggu sesuatu terjadi."
Mira: "Kau benar. Kita harus terus mencari jawaban. Untuk Zhahir, untuk kerajaan ini, dan untuk kita sendiri."