Keesokan Harinya di Pendopo
Mira sedang membersihkan meja kerja Zhahir saat pemuda itu masuk.
Zhahir: "Pagi, Mira. Sudah sarapan?"
Mira: "Sudah, Zhahir. Kamu juga?"
Tiba-tiba, seorang penjaga berlari masuk.
Penjaga: "Pangeran Zhahir! Desa di wilayah timur diserang oleh pasukan Majapahit! Pangeran Zuhra sudah berangkat memimpin pasukan untuk menghadapi mereka!"
Zhahir dan Mira saling pandang. Mereka tahu ini adalah saatnya untuk bertindak.
Zhahir: "Mira, tetaplah di sini. Jagalah pendopo ini baik-baik."
Mira: "Tapi, Zhahir... aku khawatir."
Zhahir: "Tidak apa-apa, Mira. Aku akan kembali. Janji."
Zhahir bergegas keluar dari pendopo diikuti oleh beberapa pengawalnya.
Kembali ke Istana
Setelah pertempuran sengit, pasukan gabungan Zhahir dan Zuhra berhasil mengalahkan pasukan Majapahit. Mereka segera memberikan pertolongan pertama kepada para prajurit yang terluka dan mengevakuasi korban.
Zhahir: "Zuhra, dugaanmu benar. Mereka memang bergerak lebih cepat dari yang kita perkirakan."
Zuhra: "Untung saja kita sudah siap. Kita harus lebih waspada lagi ke depannya."
Kembali ke Pendopo
Zhahir kembali ke pendopo dengan keadaan yang sedikit terluka. Mira langsung menghampirinya dengan khawatir.
Mira: "Zhahir, kamu terluka! Ayo, aku obati lukamu."
Zhahir: "Tidak apa-apa, Mira. Hanya luka kecil."
Mira: "Jangan meremehkan luka kecil. Bisa infeksi."
Sambil mengobati luka Zhahir, Mira menatapnya dengan penuh perhatian. Zhahir merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia berusaha untuk fokus pada luka di kakinya, namun pikirannya melayang pada tatapan lembut Mira.
Zhahir: dalam hati "Kenapa aku merasa seperti ini?"
Mira: "Sudah selesai. Pasti akan cepat sembuh."
Zhahir: "Terima kasih, Mira."