Rantau 1992

Saras Agustina
Chapter #2

Bab 2

MEI 1992

Saat bangun, Yani merasa sangat bersemangat. Ia berharap saat nanti pergi ke rumah Tinah. Ia akan mendapatkan kabar baik. Yani membayangkan kalau ia berada di ibukota. Pasti menyenangkan. Setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, ia bergegas pergi ke rumah Tinah. Sesampainya di sana ia mendapat kabar dari Tinah bahwa ada lowongan pekerjaan di sana.

Tenane mbak? Aku gelem.”Ucap Yani bahagia.

“Tapi ijin yo. Ora masalah cuma dadi sales?” Tanya Tinah. Ia harus memastikan kepada Yani. Agar sampai di Ibukota ia tidak menyesal.

“Mbak, akukan lulusan SMA. Ora kuliah. Jadi wajar kerja begitu. Gak mungkin aku merantau langsung kerja jadi manager.” Jawab Yani yang langsung membuat Tinah cukup tenang. Saat ini Yani harus memikirkan agar mendapat ijin untuk merantau di Jakarta. “Mbak, aku bali.”

Saat di perjalanan menuju rumah. Yani berpikir, apa mungkin ia akan diijinkan merantau? Yani kemudian menoleh melihat teman masa kecilnya, Sumi yang sedang menggendong anaknya. Yani menyapa Sumi dan ditawari untukmampir ke rumahnya. Tapi Yani menolak dengan alasan masih banyak pekerjaan rumah. Melihat Sumi yang tidak berhasil lulus SMA karena saat itu dipaksa menikah oleh orangtuanya, ia ikut kasihan. Padahal Sumi adalah anak yang pintar. 

Kalau Yani tidak segera merantau mungkin nasibnya akan seperti Sumi yang dijodohkan. Ia tidak akan sempat melihat luasnya dunia. Yani bertekat bahwa ia harus menadapatkan ijin.

  ***

Yani berusaha untuk memulai pembicaraan merantaunya ketika Pak’e dan Mak’e sudah beristirahat, sehingga kemungkinan dimarahi akan lebih sedikit. Yani dari tadi berdeham terus menerus. Ia ingin mengatakan keinginannya. Tapi takut kalau kedua orangtuanya langsung marah.

Ket mau kok ehem-ehem?” Tanya Pak’e yang menyadari tingkah laku aneh Yani.

Lihat selengkapnya