Rantau 1992

Saras Agustina
Chapter #6

Bab 6

Gawat, karena tadi Yani berangkat kerja belum makan ia tidak sengaja menjatuhkan botol madu. Otomatis botol madu yang terbuat dari kaca langsung pecah. Membuat lantainya kotor dan lengket. Risa menghampiri Yani, “Cepat ambil lap pel di belakang.” Yani mengangguk dan langsung masuk ke dalam restoran.

Ia bertemu dengan Eko, “Eko, aku pinjam lap pel.”

“Buat apa?”

“Aku menumpahkan madu di depan, nanti keburu kering dan lengket.”

“Oh itu, ambil saja di belakang.”

Yani langsung menuju belakang dan mengambil lap pel serta ember. Pak Damar, kepala koki melihat Yani, “Loh Yan, kok kesini ada apa?”

“Mau ambil lap pel pak, tadi jatuhin botol.”

“Hati-hati ya Yan.” Pak Damar kembali fokus memasak. Yani buru-buru mengambil lap dan mengisi air di ember. Saat ia membaca kedua benda itu ke depan. Yani menabrak orang dan membuat air dari ember menyiprat di celana. “Maaf, saya tidak sengaja.”

Yani mengangkat kepalanya, ia ternyata menabrak Yogi. Aduh gawat, ia menabrak anak pemilik restoran. Pasti Yogi sangat marah. Tapi Yogi malah tersenyum, “Tidak apa-apa.” Yogi kemudian pergi. Yani masih terpesona dengan Yogi. Tapi ia ingat harus segera membersihkan madu yang ada di lantai. Yani buru-buru pergi.

***

Selama ini Yani selalu sarapan, tapi tadi pagi ia tidak bisa sarapan karena uangnya tidak cukup. Sedangkan Esti sudah berangkat lebih dulu, Yani tidak enak untuk meminjam uang berkali-kali ke Esti. Sekarang ia tidak fokus dalam bekerja, kepalanya pusing efek dari perutnya yang kelaparan.

Risa mengerti kalau Yani sedang tidak fit dan menyuruhnya untuk istirahat. Yani duduk di dekat elatase sambil memegangi perutnya. Tiba-tiba ada yang mengulurkan roti kepada Yani. “Ini makan, kamu belum makan ya?” Yani menoleh ke sumber suara. Ia kaget Yogi yang menyodorkan roti kepadanya, “Ini roti gambang, enak loh.”

Yani mengambil roti gambang yang diberikan Yogi. “Terima kasih.”

“Kalau mau kerja harusnya kamu sarapan dulu. Dari tadi tidak fokuskan?” Yogi duduk di sebelah Yani. “Sudah, itu rotinya dimakan. Pernah makan itukan?”

“Belum.” Jawab Yani, ia merasa mau dipandang oleh Yogi sampai-sampai menundukkan kepalanya. Yani sebenarnya malu untuk makan roti gambang yang diberikan Yogi. Tapi, perutnya tidak bisa menolak. Yani mencoba sesuap, lalu ia merasakan rasa roti yang sangat enak. Yani tanpa sadar memakan roti gambang dengan lahap. Yogi yang melihat Yani makan langsung tertawa pelan. Aduh, Yani lupa akan adanya Yogi karena terlalu menikmati roti gambang. Sampai ia tersedak.

Yogi langsung mengambil air minum yang ada di dekat Yani. “Ini minum airnya.”Yani langsung minum air. “Kamu pasti lapar ya? Lain kali sarapan dulu ya.” Yani hanya bisa mengangguk. “Oh iya, namaku Yogi.” Yogi mengulurkan tangan.

Lihat selengkapnya