Pagi yang cerah setelah malam yang mencekam. Pagi itu wajah para santri berseri riang, rasa syukur yang mereka panjatkan tak terhitung jumlahnya. Akhirnya mereka bisa menikmati pagi yang normal lagi, dengan semangat bersiap untuk berangkat sekolah. Begitu pula empat sekawan ini ... Alam, Wicak, Adim dan Victor.
“Hei, aku denger tadi ada warga yang menemui Kyai Abrar. Katanya banyak warga merasa gelisah karena Ki Jiwastina menghilang,” ucap Victor di tengah perjalanan mereka menuju sekolah.
“Terus?” tanya Alam.
“Katanya para warga kebelah jadi dua kubu,” ujar Victor.
“Kubu?” tanya Wicak.
“Iya ... sebagian warga itu meminta Mbah Wirya untuk melakukan ritual gelaran kloso mayit. Tapi sebagian warga lainnya tidak mendukung ritual itu, Kyai Abrar tadi dimintai pendapat soal itu,” lanjut Victor.