Ranting

Ariya Gesang
Chapter #4

Empat

Siapa yang bisa hidup tanpa listrik di tengah-tengah hutan kayak gitu?” 

Audi Larasati


Minimarket Violet letaknya tidak jauh dari Universitas Delima—kampusku, hanya berjarak kurang dari satu kilometer dan kutempuh menggunakan sepeda motor. Sekarang aku, Vida, dan Ronal mulai mencari apa saja yang ada di daftar belanjaan. Vida sudah membaginya, aku mencari perlengkapan medis, Ronal mencari berbagai macam kopi dan susu, sedangkan Vida mencari sayur dan beras. Oke, ini mudah, pikirku. Sebenarnya pekerjaan seperti ini bisa dilakukan oleh satu orang, dan biasanya Vida yang melakukannya sendirian. Namun, agar semuanya kebagian tugas, maka Kevin meminta aku dan Ronal membantu Vida.

Sekarang aku melangkah di stand obat-obatan, tentu saja aromanya seperti saat kita masuk ke dalam rumah sakit. Aku mulai mengambil cairan antiseptik, kain kasa, perban, termometer, plester, parasetamol, dan gunting. Aku cukup kerepotan karena membawa semua itu tanpa keranjang, tetapi masih muat di dalam pelukanku. 

Kemudian aku meninggalkan stand obat-obatan dan menuju ke tempat sayur dan buah, mencari di mana keberadaan Vida untuk membantunya. Namun, aku tidak melihat Vida di stand sayur dan buah, hanya ada nenek keturunan Tionghoa yang sedang dibantu asisten rumah tangganya dalam memilih semangka. Di sudut lain ada keranjang dorong berisi beras, kentang, dan wortel, tetapi tidak ada pemiliknya. Apa itu belanjaan Vida? batinku.

Aku kembali memperhatikan sekitar, melangkah maju melewati kulkas es krim dan melihat dinding kaca minimarket. Vida! Aku melihatnya, wanita itu sedang berdiri di luar sana, berhadapan dengan pria tua entah siapa. Rambut pria tua itu tinggal sedikit, tetapi tersisir rapi ke belakang dan mengilap. Jas hitam dan cerutu yang diisap membuat pria tua itu tampak seperti juragan. 

Open BO,” bisik seseorang dari belakangkau.

“Haa!” seruku. Aku kaget dan nyaris menjatuhkan semua peralatan medis di pelukan. Ternyata yang berbisik adalah Ronal, ia tersenyum senang setelah berhasil membuatku kaget. 

“Rahasia, ya! Vida itu lagi ngobrol sama langganan open BO-nya.”

“Hah? Lo nggak becanda, kan?”

Lihat selengkapnya