“Molor lo ya?” Ega yang yang langsung mengintrogasi Ranum ketika dirinya baru saja kembali ke tempat dirinya bekerja setelah 2 jam menghilang.
Ranum menggelengkan kepalanya dengan segera untuk menjawab bahwa itu semua tidak benar .
“Boong lo. Terus kemana aja selama dua jam lo ga muncul-muncul?” Tanya Ega tak percaya dengan pengakuan Ranum.
“Tadi dia nemenin saya dulu. Maaf ya” teriak seseorang dibelakang Ranum yang tak lain adalah Nilam.
Nilam berjalan gontai ke arah Ranum dan Ega seketika mereka menatapnya mendekat ke arah mereka.
“Hai. Aku Nilam. Ini temen saya Ranum, tadi saya minta dia temenin saya nongkrong soalnya udah lama ga ketemu. Maaf ya” ucapnya lagi
“Tuh dengerin. Dibilangin ga percaya sih lo” protes Ranum dengan nyolot
“Iya iya sorry. Habisnya kalo lo lama ga balik pasti lo molor sendiri. Padahal kan gue juga pingin kali”
“Ya udah gue pulang dulu ya, Num. tentang obrolan kita tadi nanti gue line lo ya” ucap Nilam sambil pamitan pada Ranum dan tak lupa lambaian kepada Ega.
Nilampun berlalu dari hadapannya.
“Emang kalian ngobrolin apa?” Tanya Ega kepo.
“Mau tau?” Ega mengagguk cepat
“Ada dech” jawab Ranum sembari menjulurkan lidahnya pasda Ega. Segera dia merain berosur dan berteriak-teriak untuk mempromosikan barang jualannya kembali.
“Huh dasar Mak Lampir!” teriak Ega sedikit kesal pada Ranum. Meskipun begitu, sungguh mereka tak pernah menganggap saling ledek diantara mereka sebagai sebuah kerendahan melainkan sebuah hiburan yang biasa bagi mereka.
Waktu sudah mendekati pukul 10 malam. Itu tandanya Ranum akan bersiap pulang karena jam kerjanya sudah akan habis. Ranum, Ega serta beberapa SPG yang lainnya berjalan untuk mengambil tas-tas mereka di dalam loker.
“Gue duluan ya, Ga. Daaahhh!” pamit Ranum pada Ega yang masih menunggu tukang gojek.
“Oke oke” jawabnya mengacungkan jempolnya
Ranum pun berlalu dari hadapan Ega, butuh sekitar 30 puluh menit untuk tiba di rumahnya. Rumah sewa yang keluarganya tempati memang tidak cukup luas. Untuk itu Ranum sangat ingin kuliah agar dirinya dapat memberikan kedua orangtuanya sebuah Rumah.
“Na, ko belum tidur?” Tanya Ranum pada Nana yang masih nangkring di teras rumahnya.