Ya ampun, tahu-tahu SIALAN udah berangkat aja padahal Kayla nunggu Abangnya di ruang tamu, ngapain juga dia Lewat Pintu Belakang?
Kayla dengan Gesit memasang sepatunya,kemudian berdiri buat cepat-cepat pergi, biar nggak diganggu Devan
"lu nggak pamit dulu!!" Sip sip Kayla telat 85%, dia bisa lari,tapi dia akan dapat bintang 1 sebagai anak yang enggak sopan ke orang tua,
Devan keluar dari rumah Kayla,nyamperin motornya, apa boleh buat lah....Kayla Memutar Balik haluan dan cuman ngelihat Devan pakai ujung matanya, jaga-jaga aja siapa tahu tuh anak macam-macam lagi di halaman rumahnya.
Kayla menatap mamahnya dengan tatapan Mamah-tolong-aku
"kok lesu sih La? " Tanya mamanya saat menyorong tangannya keKayla.
Gadis itu sampai bingung,kenapa keluarganya kagak ada yang pekaan? ribet banget,apalagi mamahnya ngedukung mereka berdua,emang sih sepupu,udah temanan lama,tapi Ya kali Kayla mau sama cowok belangsak kayak Devan? Kalau waktu SD mah nggak papa,ini....?di sekolah udah kayak preman pasar
Mama Kayla masih terus ngeliatin mereka pas udah di luar pagar rumah,
"mah masuk aja"
"jangan tante" Devan berteriak balik, Dia sangat tahu apa maksud Kayla nyuruh mamahnya masuk, ya karena apalagi kalau Mama Kayla tetap ngeliatin mereka sambil senyum,nggak bakal...Kayla bisa tolak ajakan Devan buat naik di atas motornya.
Karena mamanya tetap ngelihatin mereka, akhirnya Kayla Jalan biar enggak kelihatan,setidaknya dia jalan sampai halte bus sekolah, Terus tinggal pesan ojek,
"woy buruan naik" Devan memberhentikan motornya di samping Kayla yang terus berjalan semakin cepat dengan handphone yang ia tempelkan ke telinganya,
"Lala cantik" Godanya Seraya tersenyum genit,
"lu nggak usah deket-deket gue,nih pesanan gue di cancel kan jadinya,nular sial tau nggak lo!" Kayla berujar galak.
Akhirnya ia sampai di halte dan duduk di kursi yang sudah pasti disediakan, dengan wajah super-super Murungnya
"He eleh...Lala, yang ada nih ya gue yang jadi keberuntungan buat lu,jarang-jarang cowok selevel gue ngejemput lo yang levelnya jauh..di bawah Gue" Devan mengerling Seraya menggerakkan tangannya naik-turun
orang-orang di halte Pada heran, Ya kali cewek seteladan Kayla, di tawarin si rajanya bully sekolahnya,walaupun kalau orang yang nggak kenal sama Devan pasti ngelihatnya cocok aja,
sayangnya sifat kampret Devan lebih dari sekampret-kampret nya manusia, mungkin lebih dari orang gila,kan orang gila otaknya nggak waras,sedangkan Devan? dia masih waras,tapi kayak gak punya otak
"gue nggak pernah nyuruh lu jemput gue" Kayla kembali ngotak-ngatik handphone nya,wajah kesalnya masih bertahan di sana,
"Syukur kek tanpa disuruh gue datang...udah mau telat nih, " Devan menatap arloji di pergelangan tangan kirinya
"Ck..ya udah!"
"Nih pakai.."Devan memberi helm yang tadi dilepasnya dari kepala
"lu kan biasanya jaga keselamatan..apalagi kalau sama gue" sambungnya dengan senyum dikulum pakai baju baja aja sekalian badan lo benak Kayla
"Bodo!! Buruan jalan" Kayla enggak akan kuat sih lama-lama di boncengan Devan, jangan kan motornya gerak, motornya gak gerak aja,Kakinya setengah udah masuk ke liang lahat,
"Tadi Setengah Mati gue bujuk" Devan menyalakan motornya Seraya menggas-gas tanpa alasan,nadanya sangat menghina
"ckck..gue Turun nih ya"capek juga sama cowok bawel, maunya itu lo yang enggak jelas apa.
"Eh nggak" akhirnya Devan jalanin motornya juga,