Devan mengernyitkan kening,melihat Kayla duduk di kursi guru, gak sopan, tapi...
Devan menurunkan kakinya dari atas meja, raut mukanya kelihatan panik,Sepertinya dia mulai sadar,apa yang dia lakukan ke Kayla itu udah lebih dari hukuman atas pembunuhan dari pengadilan, mana cewek lagi pikir Devan sambil mendekati Kayla, buat ngecek apa cewek itu baik-baik aja.
Dia kaget pas liat muka Kayla pucat gitu,
"lo mati Kay!" Tanya Devan sembari mengguncang bahu Kayla,
Kemudian Devan lari,eiittss...Jangan salah paham dulu, dia bukan kabur, tapi pergi ke kantin bentar buat beli es,biasanya Bi Juleh masih ada di kantin,Devan juga punya rasa bersalah, panik sih iya,,tapi dia kan Kan kerjaannya udah mendarah daging,sukaaa banget ngebully orang, jadi kepanikannya itu di bawah rata-rata.
"Bi Juleh.."Panggil Devan sembari mengetuk-ngetuk meja kasir pakai jarinya,
Bi Juleh keluar datangin Devan, pas mulutnya Baru mau ngomong Devan langsung menyambar,
"Bii es teh 2,Terus apa aja deh yang ganjel lapar..." Bi Juleh bingung, tapi di"iya-iya" in aja,bingung kenapa Devan masih di sekolah?dan kalo laparkan ngapain ke kantin ?biasanya nongkrong di cafe sebelah,
"yang cepat bi.." Devan duduk menunggu di kursi terdekat dengan tempat pemesanan,
Begitu bi Juleh menaruh 2 gelas plastik es,Devan langsung lari ngelewatin kelas C dan D,terus dia taruh esnya di meja guru, didepan Kayla, Gadis itu belum juga sadar,
Devan balik lagi ke kantin,mengambil makanan yang sudah selesai Bi Juleh siapkan,
"Bi..ada minyak gosok kagak?"
"minyak gosok apa?" jelaslah bi Juleh bingung, aneh gitu dilihat
"Apa aja deh yang ber aromaterapi" begitu dikasih minyak kapak, Deven lari lagi sambil bawa siomay sama sepiring buah mangga
Ketika sampai ia langsung mengusap minyak itu ke jidat dan hidung mancung Kayla, Nggak kebayang deh kalau Kayla mati bisa dihukum mati juga Devan, tapi disiksa dulu juga,
Devan mengambil buku Di Lemari buat ngipasin Kayla, biasanya orang pingsan merasa sesak nafas,karena ayahnya punya asma yang akut,
Akhirnya setelah Setengah menit, Kayla menunjukkan tanda-tanda kehidupan,dia berusaha buka mata,
"Lu masih hidup Kay?!"
"Ck...diam dulu napa?!" Kayla tak pernah jauh dari kesan galaknya, ia merebut minyak di tangan Devan lalu mengusap lagi di dahinya, walaupun minyak kapak lebih identik dengan orang tua
"Yeee..makan tuh!biar gue yang selesaiin.." ucap Devan kemudian pergi membawa alat pel yang tadi ditaruh Kayla dekat meja,ia membawanya ke kelas sebelah.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Kayla sudah kembali dengan tenaga normalnya, waktu balas dendam tiba, dia membuang bungkusan siomay,dan 2 gelas plastik es,lalu berjalan perlahan ke kelas yang sedang diberisihkan Devan, ia melewati kelas C, lantainya terlihat bersih...ya lumayan bagi jiwa-jiwa lelaki,
Melihat Devan benar-benar serius membersihkan kelas D, Membuat Kayla tidak ingin membalas dendam, ya...rasamya Devan kan sudah cukup baik,dengan membayar rasa capek dan laparnya
Devan ternyata sadar bahwa Kayla sedang mengintipnya, ia bergaya seperti orang kelelahan, lalu berujar
"harus bayar budi Itu cewek ke gue.....masa iya cowok ganteng kayak gue kerja beginian.." Devan menggerakkan tangannya untuk menghapus keringat di jidat
Kayla awalnya Nggak sadar dengan sindiran itu,karena Devan tidak menyaringkan suara, begitu ia sadar kalau Devan menyindirnya,Kayla menyahut seraha nunjukkin diri didepan kelas 1D