Rasa

lovinggyu
Chapter #9

Akting memuakkan

-Amanda Kayla Yudistira-

Game hari ini hampir finish,sore ini gue bakal pergi lagi sama Devan, buat kerja kelompok,yang ini nggak bohong,Tapi emang beneran,nggak tahu ya kenapa...tapi bagus lagi kalau dia mau belajar,biar bisa pintar kayak dulu, daripada nakal gini mulu....mau jadi apa besar nanti?

"Mah...masa Lala kerjaannya mainin cowok" abang gue tiba-tiba ngomong pas gue lagi ngumpul-ngumpul di ruang keluarga, Mama cuman mengangkat alis minta penjelasan lebih

"Apaan sih Bang!! bohong ah!!"

"Tadi pagi dijemput cowok cakep,tapi bukan Devan" Sahut Abang gue,tanpa memedulikan mata gue yang sudah memelototi SIALAN

"Yeye..Lala laku juga ternyata kamu" mama gue memang gitu, suka banget ngolok-ngolok anaknya

Syukurnya mamah gak pernah larang Gue deket siapapun, karena Mamah udah yakin gue sama Abang bisa pilih yang baik

"sok cakep lu!!" abang gue kembali masuk ke kamarnya, selang beberapa detik, handphone gue berdering, telepon masuk dari si lelaki yang belum sejati, Kak Juan..gue izin pergi ke ruang tamu untuk menerima telepon, sebenarnya sih males banget gue akting sok manis,karena jujur ya...dulu Gue nggak suka banget sama Devan karna aktingnya yang sok manis, sekarang??...gue yang lakuin...jadi ini sebuah pelajaran,hati-hati kalau ngomong

"Siang menjelang sore Kay" Sapa Ka Juan dari ujung telepon,gue sangat sangat yakin, kalau ini pasti Enggak penting

"Juga Beb"

"Udah makan?" tanyanya lagi, gue pengen Jawab "ya iyalah...masa belum..mikir dong, masa jam segini belum makan siang ntar kambuh lagi maag gue, masa nggak tahu Gue punya maag....gitu sih...kebanyakan cewek, perhatiannya terbagi..jadi cowok itu yang setia dong" tapi gue punya jawaban yang lebih menyakitkan dan kejam

"Udah dong Beb..kenyang banget aku, baik banget Devan, dia bayarin aku makan, padahal mahal-mahal yang aku pesen,maag aku nggak jadi kambuh, Padahal kalau nunggu kamu tadi, mungkin maag aku bakal Kambuh" jawab gue Seraya ngejauhin handphone,agar suara tahanan tawa gue tak terdengar

"Maaf ya Yank.."

"Iya nggak papa kok yank..Jadi..gimana mobil kamu?" gue terus berkoar tanpa henti

"Iya yank...tadi aku nelp--"

"Eh..Yank aku udah dijemput Devan..Mau kerja kelompok..by Beb" Gue sengaja memutus perkataan ka Juan padahal Devan belum

"Oh iya...hati-hati ya yank" sahutnya kalah, gue mematikan telepon secara sepihak lalu tertawa lepas,rasanya gue nggak pernah sebahagia ini selama hidup

Astagfirullah...khilaf..jahat banget sih gue, tapi Kak Juan patut kok dikasih pelajaran, gue enggak yakin dia sedih cuman gara-gara gue ngomong gitu, Paling nomor cewek-cewek lagi ngantri buat Dia telepon

"kenapa La?..bahagia banget...teleponan Sama siapa? " Tanya Papa yang mendengar suara tawa gue dari ruang tamu

"Eng..gak..tadi habis nge-prank teman aja" gue asal jawab, Gue nggak bohong kan? Emang lagi ngerjain teman

Tiba-tiba suara klakson motor terdengar,Wah pacar benak gue, tapi mulut gue menahan tawa, gue berlari ke kamar, mengambil laptop dan tas yang berisi buku-buku cetak, terutama pelajaran yang penting seperti matematika dan IPA, lalu memakai sedikit parfum

"Mah..pah..aku mau belajar dulu ya" ucap gue Seraya Salim ke mamah dan papah dengan terburu-buru, Kayaknya cita-cita gue jadi guru deh...rasanya senang banget, Devan yang naudzubillah nakalnya, malesnya, kayak nggak niat belajar, sekarang...mau belajar, jadi jangan salah paham, gue bukan semangat karna yang diajarin Devan, tapi gue semangat karna anak yang malas punya niatan buat belajar.

Devan benar-benar niat belajar,karna dari gaya emang jelas keliatan, dia benar-benar membawa buku-buku dan laptop, padahal biasanya pulpen pun kagak dibawa

kali ini gue seneng banget sih, jujur...Tanpa basa-basi gue masuk ke dalam mobil Devan, ia sengaja mengendarai mobil,karena membawa beberapa buku dan laptop, agak ribet jika dibawa pakai motor

"niat belajar?" tanya gue,sambil ikut gaya-gaya guru TK Paud, Devan menjawab dengan anggukan,walau pun tidak begitu meyakinkan, yang penting ada sedikit kemajuan

"Wah..gue mau dong" Mata gue menyorot sepak permen karet ,ampuh juga bacotan gue

"Ambil aja Lala sayang"

"PANGGIL GUE SAYANG LAGI, GUE LUDAHIN LU" ngajak gelud nih Devan, mau muntah ada juga rasanya, gue dipanggil sayang sama Devan, gue menghabiskan hampir 5 permen karet selama di perjalanan.

Devan kembali memilih tempat terbuka seperti biasa, kali ini sebuah kafe yang bergaya seni, Di dindingnya tergambar lukisan-lukisan gak jelas, yang pasti ada maknanya, tapi cuma diketahui orang-orang berotak seni, Devan memilih tempat di luar ruangan, bagian belakang Cafe itu

Setiap jam 05 sore sampai 08 malam akan ada hiburan musik-musik jazz,dan dari jam 08 sampai jam 10 malam, genre musiknya akan berganti dengan yang bernada slow, cocok banget buat nemenin gue dan Devan belajar

Kami hanya memesan minuman untuk menemani Kami belajar

"eh ntar..gue lupa" di tengah-tengah penjelasan pelajaran Matematika, gue lupa rumusnya,gue mengingat-ingat sambil mencetok-cetokkan pulpen kelahi gue

"bukannya..kalau ini di kali ini, terus di bagi kesini.." Ujar Devan balik menjelaskan, Ok Ini bukan mimpi, dan Kalian juga nggak salah dengar, gue minder sih jadinya, tapi bagi gue kalau mau jadi orang hebat, nggak boleh malu

"Ah..bener! gile Yah lu! ke mana aja sih otak lo selama ini?!" ucap gue kagum,Beneran deh Nggak main-main, kaget banget gue

Sampai akhirnya gue terlalu asyik menyalin catatan kemarin, sampai enggak sadar sudah jam 08 malam,gue baru sadar setelah mendengar genre musik yang berubah,Gue mengangkat kepala melihat ke arah Devan, yang Dari tadi enggak Gue denger bacotannya,Devan tidur dengan tangan kirinya yang terletak lurus menopang kepalanya

Jam delapan, dan Devan udah ketiduran? bahkan mungkin dia sudah tidur dari jam 07, Entahlah...tanpa sadar gue memandangi wajah Devan, jujur ya..kalau lagi tidur gini, Devan kelihatan baik-baik aja,maksudnya kayak bukan anak nakal,mukanya polos banget kalau lagi tidur

Tangan Gue pun yang awalnya memegang pulpen, sekarang menopang dagu, namun seperti biasa...gue tak pernah lama terhipnotis,

Tiba-tiba lampu di cafe itu mati, tangan gue menyosor mencari handphone untuk menyalakan senternya, seseorang menggenggam tangan gue, otomatis tangan gue terhenti,saat itu sangat gelap, dan gue nggak tahu siapa yang genggam tangan gue, tapi dari pegangannya, terasa sekali orang itu sedang takut, lampu kembali menyala setelah hampir setengah menit,gue sekarang tahu siapa orang tadi, ya ...dia Devan, tangannya saat ini masih di tangan gue

Ia terlihat agak berkeringat, dan nafasnya sedikit terengah-engah, gue sebelumnya nggak pernah tahu kalau Devan takut gelap, Dia melepas genggamannya pelan-pelan, lalu berujar seraya mengambil sehelai tissue

"So..sorry" Ia terlihat masih menetralkan detak jantungnya,

Lihat selengkapnya