Devan terbangun tepat saat Bus berhenti, tempat kemah mereka ini cukup ekstrim, Desa Timbar, yang ada di Cianjur, tidak terlalu jauh dari sekolah, Namun karena tadi Sedikit macet, dan banyak istirahat, jadi agak telat,
Hari sudah mulai sore, desa Timbar adalah sebuah desa yang sudah mati, tidak berpenghuni, juga sama sekali tidak terlihat tanda-tanda kehidupan
Kayla tidak mengerti, kenapa hasil musyawarah menetapkan di desa yang seram ini, bahaya jelas ada, tapi ada beberapa guru yang ikut, jadi keamanan terjaga
Semua turun, lalu anak-anak kelas 3 berjalan duluan, dan guru-guru berjalan dibelakang anak kelas 1, Juan memimpin selama ini, di depan Desa itu ada semacam gapura bertulisan "selamat datang di Desa Timbar", semua masih terlihat biasa-biasa saja, namun memang kusam, karena tak pernah diurus, dan karena ini adalah sebuah desa, tentu saja ada rumah, sungai, tanaman-tanaman, Tapi Tak terawat, seandainya warga desa lain berinisiatif untuk bergotong royong memperbaiki desa ini, mungkin akan lebih terlihat indah
Walaupun ada banyak rumah kosong, karna kegiatan mereka bernama Persami, jadi tetap saja memakai tenda
Juan berdiri ditengah, meminta perhatian semua orang,
"semuanya" Ujarnya membuka pemberitahuan
"batas kita hanya sampai rumah itu...rumah besar di sana" ia menunjuk sebuah rumah besar berwarna putih coklat yang sudah agak dirambati oleh daun dan juga sedikit lumut
"jadi saya harap..kalian semua tidak ada yang berniat untuk melanggar batas itu"
"Desa ini memang tidak dihuni manusia..tapi kita tidak tahu kalau ada orang yang enggak kelihatan di sini" sambungnya dengan campuran nada horor
Semua orang hanya mendengarkan dengan seksama
"pasang tenda di sebelah kiri untuk laki-laki, dan kanan untuk perempuan" jelasnya kemudian menaruh tas
Siswa-siswi mulai bergerak memasang tenda,mengumpulkan barang-barang mereka Sesuai tempat
"Malam ini kita istirahat dulu..yang cewek-cewek di kanan, yang cowok di kiri, Awas!! jangan tukar-tukar" Ujar pak Manto
"Dilarang menyimpan benda tajam..dan obat-obatan"
"silakan bersih-bersih dan istirahat..malam besok, ada game jerit malam" beberapa orang berteriak riang dan heboh
"malam terakhir kita nyalakan api unggun" selesai mengatakan itu, Pak Manto duduk, membalik badan untuk membuka tas, tapi tiba-tiba kembali berdiri dan mengagetkan semua orang
"Oh ya kalian harus sopan disini..kalau apa-apa izin dulu" sambar Pak Manto, ia cukup percaya mitos-mitos seperti itu
•••••••••••••••••••••••••••••••
-Amanda Kayla Yudistira-
Hari ini udah mulai gelap, dan gue suka itu, kalian harus percaya tempat ini tuh serem banget kalau malam, Enggak ada lampu sedikitpun
Yang laki-laki lagi cari kayu bakar,yang cewek-cewek lagi biasa...pakai Skin Care mereka
"Eh..lu pakai cream apa?" Tanya Dyana seraya menengok tempat tas kecil gue
"nggak pakai apa-apa"
"Ah..bohong lu..mana Mungkin muka lo putih bersih gitu tanpa perawatan" Mendengar itu, gue kontan melempar tas kecil transparan di tangan gue untuk memperlihatkan kepada orang yang tidak mempercayai ucapan gue
"Noh autan" Kesel gue beneran..dan geblek nya Dara, ia nongol sambil megang Serenteng Autan yang dia ambil dari tas itu,