Hari ini kelas 1A kedatangan murid baru, kalau masuk ke kelas 1A artinya dia pintar, ia dapat tempat duduk di dekat Devan, caranya memperkenalkan diri agak berbeda, sepertinya kepercayaan dirinya yang tinggi tak diragukan lagi, dia salah satu anak berprestasi dari SMP unggulan di luar negeri, Dia juga sering memenangkan Olimpiade selama duduk di bangku SMP, gila sih cara dia ngomong di depan itu cool, tapi ada satu yang ngancurin itu
"Pagi semua..nama saya Iqbal, Iqbal Iskandar, saya lahir 26 Maret, rumah saya di atas tanah..Terima kasih, salam kenal" orang-orang dalam kelas tampak tertawa ketika dia bilang rumahnya ada di atas tanah, ada juga yang menganggap dia rada-rada, dan gak jelas, ada alasan kenapa ke cool-an nya hancur selain itu
Iqbal berjalan melewati Kayla, gadis itu hanya menyapa dengan senyum, visual impian para wanita Enggak Cuma ada diDevan, tapi cowok satu ini juga, paling bentar lagi jadi rebutan cewek-cewek
"Oh iya..gue tiba-tiba suka sama cewek di kelas ini" ujarnya sambil duduk di kursi, orang-orang pada terdiam, yang cewek-cewek kepedean udah menahan nafas
Kemudian Iqbal berujar "dia yang di sana" dia menunjuk ke Kayla, semuanya langsung menoleh ke Devan, memastikan Iqbal akan aman-aman saja,
Kayaknya Iqbal memang masih belum tau apa-apa,tapi setidaknya sebelum ngomong dia kan bisa cari tau dulu, mana ngomong keras-keras lagi, dia gak tau Kalo Devan marah gimana
Beberapa menit kemudian Pak Azrin keluar karna jam pelajaran sudah selesai
Ketika yang lain lagi sibuk merapika meja mereka, dan memasukkan buku ke dalam laci, Iqbal sudah berdiri di depan Kayla
"Hai...gue Iqbal..gue suka sama lu" Ujarnya menyorong tangannya untuk bersalaman...wahhh...cari mati ni si Iqbal
Devan berjalan kemeja pacarnya, yang sama sekali enggak jauh, Kayla tersenyum pelan
"Kayla"
"Dan..sorry, gue Devan, pacarnya.." Devan mengambil alih tangan Iqbal yang tersorong ke Kayla
Kirain Iqbal bakal tahu diri tapi sumpah.. dia malah ngelunjak
"Hhh.." nada nya agak menghina
"Oh...hati-hati ya..sama cowok jaman sekarang...hobinya ninggalin, pas lagi sayang-sayangnya" ucapnya lagi sambil melepas tangannya yang menyatu dengan tangan Devan, Devan hanya tersenyum miring+kesal+jengkel+nahan emosi
Devan gak peduli kalo udah ada yang berani mau ganggu pasangannya, gak peduli seberapa pintar dia, seberapa kaya dia, seberapa tinggi jabatannya, dan seberapapun orang mengistimewakan dia, kalo sudah gatau sopan santun... Orang itu bakal Devan bikin babak belur.
••••••••••••••••••••••••••••••••
-Rangga Devan Franada-
Notifikasi chat grup geng gue udah hampir 99++, tapi gue nggak bisa buka karena ada Kayla
"Kay..Gue lupa..Ada urusan mendadak" gue berusaha cari alasan, karena kalau Kayla tau hari ini gue terima aja kan tempur, pasti dia nggak bakal bolehin
"Oh ya udah"
"Sampai kapan ?" tanyanya dengan muka polos, gue jadi ngerasa bersalah Ngelihat dia nanya polos gitu
"kalau pulang..langsung aja, nggak usah nunggu gue" jawab gue berusaha tersenyum seiklasnya, Kayla mengangguk sambil tersenyum yang otomatis mengangkat kedua pipinya, gue menoleh ke depan dan belakang, memastikan koridor sepi, lalu mencium kening Kayla, karena firasat gue buruk, gue mengerti, bahkan sangat paham, kenapa Kayla ngelarang gue tawuran, Tapi kali ini penting, gue berkali-kali di ancam bakal kehilangan Kayla kalau nolak ajakan ini, dan jelas gue gak mau
Gue nggak peduli nanti gue bakal minta maaf sebanyak apa, dengan beribu cara apa Setelah dia tahu kalau gue bohong
Gue berjalan ke arah warung yang ada di belakang Lapangan sekolah tempat gue dulu sering ngumpul bareng anak-anak geng
"Jadi gimana? Pacar lu tahu?" Rezal langsung Nanya pas gue baru aja Duduk disana,