Darah Kayla banyak terbuang, dan detik ini, ia membutuhkan darah donoran, dokter keluar dari ruangan dengan gerakan yang menunjukkan ia sangat sibuk...ya namanya juga Dokter, malam-malam gini masih aja Sibuk..demi kesehatan rakyat, jasanya besar
"kami kehabisan stok darah O." Ujar dokter menghadap ke arah orang-orang yang tengah duduk di kursi koridor, Devan berdiri dan langsung bersedia mendonorkan darahnya, Untung saja golongan darah Devan juga O
"biar gue aja, " Alan menggubris kemauan Devan, Alan merasa lebih berhak
"Lo juga udah kehabisan banyak darah. " Alan menyambung perkataannya, tapi Devan tetap bersikeras, tidak peduli dengan segala resiko bahaya apapun yang akan terjadi
"Nggak..gue harus tanggung jawab. " Alan mengalah, tapi dia juga kagum, Baru kali ini ia melihat laki-laki yang mau mengorbankan banyak hal, padahal hubungan Kayla dan Devan baru hampir dua bulan, namun pengorbanan lelaki itu untuk adiknya sangat terlihat, Alan bisa melihat jelas ketulusan di mata Devan, dokter juga nggak bisa ngelarang, karena keras kepalanya yang sebenernya cuman bisa dipecahkan oleh Kayla
Bagi Devan, donor darah nggak ada apa-apanya, kalau bisa tukaran sama Kayla yang lagi baring di sana...dia bakal lakuin, apapun pokoknya, Asal Kayla baik-baik aja
Devan akhirnya mengikuti dokter keruangan donor darah untuk diperiksa dahulu
Setelah selesai Devan kembali duduk, wajahnya sangat pucat, darahnya sudah banyak terbuang sia-sia, dan sekarang ia malah mendonorkan darahnya, tapi jika dipikir-pikir pun, darah yang kurang, tidak ada apa-apanya dengan Kayla yang bahkan belum sadar di sana
Kepalanya terasa pusing, setelah mendonorkan darah, bibirnya juga sampai kering, ia tak mau makan dan minum apapun sejak tadi siang, alasannya hanyalah, satu Kayla...Kayla, yang juga tak sadar-sadar dari tadi siang sampai malam ini, menjadi alasannya menghukum diri, padahal tak ada satupun yang menyalakan Devan, Mamah papah Kayla, dan Alan, tak sama sekali menyalahkan Devan, apalagi ayah dan sahabat-sahabatnya, yang menyalahkan dirinya hanyalah hati kecilnya, rasa bersalah dan gagal, tidak hilang-hilang menghujat batinnya
"Devan minum dulu. " Mamah Kayla memberi sebuah botol kecil air mineral, jika tidak mau makan, setidaknya minum
Malam itu tepat jam 02:00 Kayla dipindah ke kamar VVIP, awalnya orang tua kayak hendak memindakan ke kamar biasa, tapi Devan yang memaksa, keluarga Kayla tak ingin membantah, Mereka ingin Devan merasa puas dengan segala bentuk tanggung jawabnya hari ini, lalu merasa tak lagi dibebani rasa kecewa besok.