Rasa

lovinggyu
Chapter #22

NEW STORY

-Amanda Kayla Yudistira-

1 bulan sudah, 1 bulan gue nggak lihat Devan...jangan kan orangnya, batang hidungnya aja nggak nongol-nongol, gue nggak ngerti apa maksud Devan, kalau emang dia mau pergi buat tenangin pikiran, jernihin keadaan, enggak harus kan selama ini,

Gue butuh dia, gue pengen Devan ada di sini, Devan nemenin gue, sekolah bareng gue lagi, bukannya pergi tanpa penjelasan, tanpa kasih tahu dia ke mana, dan sampai sekarang nggak ada kabar,

Gue kesal....pertama, Karena dia nggak ngikutin apa yang gue bilang waktu itu, dan bikin kejadian hari itu ada, kedua, ini.. dimana dia sekarang? nomornya nggak aktif, Instagramnya enggak pernah aktif lagi

Jujur ya...Gue nggak suka yang namanya nggak ada kepastian, Sebenarnya dia nganggep gue apa sih selama ini? dia serius enggak sih sama gue? gue kayaknya salah naruh harap, gue udah salah jatuh cinta ke Devan, gue salah sayang ke Devan

Kalau gue pikirin terus..gue jadi sakit hati, beneran..bayangin aja lo di posisi gue, lagi di saat-saat yang terpuruk, depresi, frustasi, cowok yang dulu jadi mood booster, malah ngilang...yang jadi penyemangat malah nggak ada, hilang gak tau kemana, Siapa coba yang nggak sakit hati.

Suara klakson mobil terdengar dari halaman rumah gue, ya dia tentu saja bukan Devan, tapi Iqbal, Jangan salah paham, gue nggak mungkin semudah dan secepat itu lupain Devan atau membuka hati buat cowok lain, cuman Iqbal nya aja yang baik banget,gue juga nggak nolak sih, ya Kali nolak rezeki, dia baik banget ke gue, dan setelah hari dimana gue ngasih tau dia kalo gue risih sama sikap dia, Iqbal jadi nggak pernah sedikitpun ngeremehin orang, atau sejenisnya, gue juga nggak pernah denger Iqbal ngomong yang bikin gue tersinggung,

Lama-kelamaan gue jadi tahu, Iqbal itu sebenarnya baik, Kalau kurang ajar nya, tinggal di ajarin aja, tapi mau sebaik apapun Iqbal, Devan masih nggak akan tergantikan, walaupun kalau ingat dia..hati gue rasa nyeri, dan meskipun Devan benar-benar enggak ada di hati gue, bener-bener hilang dari kenangan hati dan pikiran Gue, tetap aja gue nggak bakal buka hati, dua orang itu...maksud gue, Devan dan Juan, mereka udah cukup jadi pelajaran buat gue, gue nggak bakal mudah percaya ke siapapun

Dari mereka gue belajar di mana naruh harus nya menaruh harap, dan dari mereka juga gue tau gimana bentuk Bohongi

Tapi untuk saat ini, gue nggak tahu kapan dia bener-bener nggak ada dalam otak dan hati gue, bahkan masih ada kata "mustahil".

•••••••••••••••••••••••••••••••••

Kayla menghabiskan hari-harinya dengan melamun, membiarkan suara Devan terngiang di telinganya, membiarkan wajah Deven berlalu-lalang di pikirannya, walaupun kadang Iqbal datang dan membuyarkan lamunannya,

Jika dibanding-bandingkan secara logika, Iqbal lebih baik daripada Devan, Kenapa? karena Iqbal bisa dibilang, menerima Kayla "apa adanya", Iqbal mau jadi penyemangat Kayla, Iqbal bersedia jadi apapun untuk Kayla tanpa tuntutan, tanpa buat Kayla merasa risih kayak dulu, Karena setelah Kayla menjelaskan, Iqbal langsung memahami, meskipun awalnya ia cukup tersinggung, tapi ia tetap mengambil pelajaran dari kata-kata Kayla, dan tidak Mengulangi kesalahan yang sama.

" Kayla..ke kantin yuk." lagi-lagi Iqbal membuyarkan lamunannya, Kayla yang tengah menopang dagunya langsung langsung menyahut

"Hah Iya Dev. " Udah lama Kayla nggak nyebut nama Devan di depan Devannya langsung, ya paling kayak gitu...tiba-tiba ke Sebut, dan syukur nya..Iqbal gak tersinggung

"Iqbal..bukan Devan. " sahutnya enteng, ia tersenyum ke arah Kayla, gadis itu balik tersenyum

Kemudian berdiri dan pergi ke kantin bersama Iqbal, selama di koridor yang cukup jauh dari Kantini, Iqbal terus mencari topik pembicaraan, agar Kayla tidak terlarut lagi dalam lamunannya,

Namun bagaimanapun usaha Iqbal supaya Kayla nggak ngingat Devan, tetap saja Kayla makin tambah ingat, bahkan nggak wajar dia melihat Devan yang ngajak dia ngobrol, padahal bukan , nggak sedikit Dia memanggil nama Devan ke orang yang Sebenarnya bukan Devan

Bagi sebagian orang, mungkin Kayla terlalu dramatis, alay, atau kayak sinetron-sinetron, tapi kalau Kayla tahu siapa orang yang menganggap dia kayak gitu, dia bakal ngeluarin satu kalimat singkat buat orang itu

"Lo aja yang enggak tahu rasanya di posisi gue. " Kata-kata itu sudah cukup untuk orang-orang yang komen gerak-geriknya,

"Lo pengen nggak keluar negeri?." tanya Iqbaal ke Kayla,

Kayla meminum es tehnya, es teh yang sempat jadi atribut-atribut perdamaiannya dengan Devan, Gadis itu bergumam dengan tatapan kosong

Lihat selengkapnya