-Amanda Kayla Yudistira-
Gua sudah siap berangkat ke festival malam ini, dengan celana jeans hitam, sepatu putih, baju atasan yang panjangnya sampai pinggang, Jadinya kalau gue angkat tangan, bagian pinggang gue kelihatan, ini dikasih Clara, dan dia bilang, gue harus pakai ini, sekali-sekali nggak masalah kan? gue harus menghargai pemberian orang.
"Lho..rambutnya nggak usah diiket. " Ujar Clara saat melihat gue keluar dari rumah menuju mobil, yah..gue nggak berangkat bareng Iqbal aja, tapi juga dengan Clara
Ia melepas ikat rambut gue, lalu merapikan dengan tangannya, ia mengambil sebuah jepit rambut yang dipakainya, karena ia memakai 2 Kep diatas telinganya
"gue punya kok." Gue mengeluarkan sebuah kep, kep rambut dari Devan, kep milik almarhumah ibunya, memang sangat sederhana, tapi sepertinya Devan bener-bener ngejaga jepit rambut ini, gue menyisipkan poni gue di kepala, Clara mengembalikan kepnya ke rambutnya lagi
Gue masuk ke dalam mobil dengan semangat, banyak obrolan-obrolan bermanfaat yang ngasih gue pengetahuan.
Setelah gue sampai, gue mulai melihat banyak orang, makan-makanan kecil dijual dengan gaya modern, game-game yang lucu, Ada juga game-game yang memacu adrenalin
"Berani naik bianglala?. " Baru saja kami turun, Clara udah nunjuki ini-itu
"nanti dulu, " tegas Iqbal
"Kita cari makan dulu." Clara tampaknya nurut banget sih sama si Iqbal, Kalau gue mah terserah, mau ke mana aja, biarkan mereka berdua sebagai pemandu wisata, sekaligus tuan rumah yang memutuskan.
Mereka memilih satu tempat makanan terbuka, yang terdapat tulisan halal dipojok nya, juga bagian atas ,
Gue duduk manis di kursi dan kembali membiarkan iqbaal sama Clara memesan makanan,
Orang-orang di sini jarang bisa bahasa Inggris, ya sama aja kayak di Indonesia, Sama kayak gue, kalau nggak terlalu memperdalam bahasa Inggris, ya udah..nggak bisa, Iqbal juga terlihat memesan makanan dengan bahasa Jerman.
3 salad buah tersedia di hadapan kami, pinter banget dua bersaudara ini milih makanan yang mengenyangkan tanpa menambah berat badan.
"Kak..coba tebak, "Iqbal menoleh kearah adiknya, dan gue menahan sebentar buah dalam mulut gue, menunggu pertanyaan Clara, juga siap berpikir
"apa yang berkaki empat di pagi hari, berkaki dua di siang hari, terus berkaki tiga di malam," dia terlihat berusaha menyusun kata-katanya, Clara menaruh satu jarinya di depan mulut ketika melihat Iqbal berlagak sok tahu
"kalau tahu diam, " sambungnya, Iqbal tersenyum dengan alis yang ia angkat, lalu mengangguk dan kembali meneruskan makannya, sedang gue mikir-mikir mulu, sambil mengunyah, otak gue terus berputar, apa?? apa yang berkaki empat pada pagi, dua pada siang, dan 3 pada malam? Apaan...mana ada sesuatu yang bisa berkurang kakinya beberapa jam, Dan beberapa jam lagi nambah
"nyerah?," Clara nunjuk gue, gue memamerkan wajah kalah, lalu mengangguk
"Apa Ka?." Clara menyerahkan jawabannya ke Iqbal, Iqbal tersenyum dengan berat, lalu berujar
"hehehe..gue sih pura-pura tahu aja, biar enggak capek mikir. " pengakuan Iqbal bikin gue Menahan tawa
"you stupid...but Smart, " Ujar Clara diiringi tawa