RASA

kiaqiya
Chapter #3

#3

Yeaaahhh!!

Thanks God it's Friday!

Bagi pekerja sepertiku mungkin datangnya hari Jumat akan terasa seperti dapat bonus duit buat nambahin uang jajan atau bayar tagihan internet, namun beda lagi rasanya kalau pekerjanya ikut kuliah kelas malam seperti aku.

Ketika orang-orang menghabiskan jumat malamnya dengan hangout atau memeluk guling di kamar, aku malah akan terjebak di kuliah kelas malam kembali menguras otak. Sungguh nasib. Tapi kita harus menjalankannya dengan senyum lima jari. Karena apa? Karena hidup itu sudah susah, jangan lagi dibikin tambah susah.

Suara Farrel William yang dengan ceria menyanyikan lagu Happy mengalun dengan kencang dari ponselku, aku meliriknya dengan malas.

GunturBumi

Mas Guntur nelpon? Aku melirik jam dipergelangan tangan kiriku, ini kan baru jam 7 pagi. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang tidak enak. Mas Guntur yang merupakan manajer dikantorku itu adalah Pangeran Es, jarang ngomong cenderung jutek. Sebagai bawahannya kadang aku ngerasa enggak dibutuhkan sama sekali, lah dia lebih sering handle semua pekerjaannya sendiri. Aku mah cuma ngerjain SOP aku sehari-hari.

"Halo mas." sapaku dengan ramah membuka pembicaraan.

"Kamu dimana?" suaranya terdengar datar.

"Masih di jalan mas." jawabku jujur, aku emang masih di jalan.

Jalan dari kamar menuju garasi rumah. Hari ini aku kembali menyetir mobil ke kantor karena harus mengantar akung ke rumah bude.

"Macet enggak?" pertanyaannya ini kok agak aneh ya.

"Yah mas kan tau sendiri ini hari Jumat, kalau enggak macet ya berarti yang ngatur jalanan Jakarta di pagi hari udah luar biasa banget otaknya." jawabku asal.

Kudengar dia mendengus pelan. Tapi memang bener kan? Setiap hari Senin sama Jumat pasti kemacetan itu meningkat dua kali lipat. Kalau hujan mecatnya meningkat tiga kali lipat. Ada yang bisa menjelaskan apa penyebabnya?.

Lihat selengkapnya